JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- “Wabah coronavirus (Covid-19) berasal dari Kelelawar dan mungkin ditularkan ke manusia melalui ‘inang’ hewan perantara lainnya,” tegas para ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan, Selasa (4/8/2020).
Kesumpulan itu setelah para anggota tim pakar WHO mengunjungi kota Wuhan, yang dipahami sebagai pusat pandemi Covid-19. Mereka menyelidiki asal-usul virus dan bagaimana penyebarannya ke seluruh dunia.
Para ilmuwan percaya virus itu melonjak dari hewan ke manusia di “pasar basah” di Wuhan, China.
- Update Data COVID-19 pada 4 Agustus: 115.056 Positif, 72.050 Sembuh, 5.388 Meninggal
- Update Data COVID-19 pada 3 Agustus: 113.134 Positif, 70.237 Sembuh, 5.302 Meninggal
- WHO: Tidak Ada Peluru Perak Tembak Covid-19
Namun, ketua kedaruratan WHO, Mike Ryan mengatakan bahwa ini belum tentu demikian, dan bahwa “kejutan mungkin terjadi”.
“Fakta bahwa alarm kebakaran itu dipicu (di Wuhan) tidak berarti bahwa di situlah penyakit itu berpindah dari hewan ke manusia,” katanya.
Berbicara tentang misi pencarian fakta, juru bicara badan kesehatan mengatakan: “Tim melakukan diskusi ekstensif dengan rekan-rekan China dan menerima pembaruan tentang studi epidemiologi, analisis biologis dan genetika serta penelitian kesehatan hewan.”
Dua spesialis kesehatan hewan dan epidemiologi mengambil bagian dalam misi tiga minggu sebelumnya, yang ditugaskan untuk meletakkan dasar bagi penyelidikan tim yang lebih luas mengenai asal-usul coronavirus dan bagaimana ia melompati penghalang spesies.
Temuan itu tampaknya akan semakin membantah teori yang diajukan oleh Donald Trump, yang mengatakan patogen itu mungkin berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan.
Namun, presiden tidak memberikan bukti untuk hal ini dan Cina membantahnya.
Para ilmuwan dan badan intelijen AS mengatakan coronavirus muncul di alam.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengklaim pada Mei 2020 bahwa ia memiliki “bukti besar” untuk mendukung teori bahwa virus itu berasal dari laboratorium di China itu.
Tetapi kepala kedaruratan WHO mengatakan tidak ada bukti yang diberikan.
Dr Mike Ryan berkata: “Jadi dari sudut pandang kami, ini tetap spekulatif.
“Seperti organisasi berbasis bukti, kami akan sangat bersedia menerima informasi apa pun yang dimaksudkan sebagai asal virus.”
Dia menambahkan: “Jika data dan bukti itu tersedia, maka pemerintah Amerika Serikat akan memutuskan apakah dan kapan dapat dibagikan, tetapi sulit bagi WHO untuk beroperasi dalam kekosongan informasi dalam hal itu.” (oca)