
JAKARTA,CITRAINDONESIA.COM– Hubungan bilateral Indonesia-Australia sempat memanas karena isu penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan koleganya. Berbagai respon keluar dari pejabat Indonesia seperti akan merevisi hubungan dagang antar kedua negara.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti mengatakan sangat sulit bagi Indonesia lepas dari impor Australia. Salah satunya untuk komoditas sapi. Pasalnya, untuk mencari negara pengganti sapi Australia dibutuhkan rencana jangka panjang dan tidak mudah seperti membalik telapak tangan.
“Pasokan Australia itu kan jangka panjang. Tidak mudah seketika importasi dari negara lain sekalipun. Harus ada planning jangka panjang,” ucap Bayu di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (13/12).
Bayu memberi contoh jika memang ada 66 negara masuk dalam kriteria country based yang memungkinkan mendatangkan sapinya ke Indonesia. Namun, sekali lagi ini tidak mudah sebab harus juga melihat faktor keberlangsungan suplai sapi negara tersebut serta transportasi untuk mengangkutnya.
“County based ada 66. Tapi kita realistis Australia paling mungkin. Misalnya Brunei bebas tapi berapa banyak sapinya. Terus ada Amerika tapi ngangkut sapi hidup dari Amerika nyeberang pasifik kan repot,” ulasnya. (eka/*)