JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Trade Expo Indonesia (TEI) ke-28 berakhir 20 Oktober 2013 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, tidak mencapai target.
Nilai transaksi hanya USDÂ 1,82 miliar. Sebelumnya Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menargetkan nilai transaksi sebesar UsD 2 miliar.
Sementar transaksi USD 1,82 miliar itu berasar dari transaksi produk USD 692,2 juta; transaksi jasa USD 65,9 juta;Â dan investasi USD 1,068 miliar.
Namun jumlah ini meningkat 82% dibandingkan hasil transaksi pada TEI 2012, yang hanya tercatat sebesar USD 1,001 miliar.
“Jika realisasi kontak dagang yang telah tercatat diakumulasi dengan yang masih dalam tahap negosiasi, maka diyakini target USD 2 miliar sangat mungkin tercapai,” kata Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan, dalam konferensi pers hari ini, Kamis (24/10), di Auditorium Kementerian Perdagangan.
Menurutnya total transaksi itu, antara lain, transaksi barang 37,91%; jasa 3,61%; dan investasi 58,49%. Investasi tersebut berasal dari 14 negara, yaitu Jepang, Inggris, Taiwan, Australia, Rusia, India, Mesir, Persatuan Emirat Arab, Nigeria, Thailand, Brasil, Korea Selatan, Hungaria, dan Afrika Selatan.
Investasi sektor pertambangan, manufaktur (ban dan glassware), pengelolaan air bersih, pertanian, perdagangan, tekstil, dan alat kesehatan.
Sementara itu, sepuluh produk yang paling diminati buyers selama penyelenggaraan TEI 2013 adalah produk pertanian, furnitur, otomotif dan komponennya, kopi, makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, listrik dan produk elektronik, barang-barang kebutuhan rumah tangga, rempah-rempah, serta kertas dan produk kertas.
Untuk sektor jasa, tenaga kerja di bidang konstruksi dan manufaktur, hospitality, minyak dan gas, terapis spa, teknologi informasi, serta perawat dan pengasuh adalah yang paling diminati.
Permintaan untuk sektor ini sebagian besar berasal dari Afrika Selatan, Australia, Malaysia, Suriname, Lesotho, RRT, Persatuan Emirat Arab, Taiwan, Irak, dan Chile.
TEI tahun ini diikuti 1.511 peserta dari perusahaan besar, menengah, dan kecil yang tidak hanya berasal dari Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga dari daerah lainnya di Indonesia. Pameran ini dikunjungi oleh 9.343 buyers dari 118 negara.
Buyers terbesar berasal dari RRT sebesar 11,84% dari seluruh total transaksi. Kemudian posisi kedua dan seterusnya diikuti oleh Jepang dengan 6,20%; Australia 5,38%; Afrika Selatan 4,78%; India 4,68%; Korea Selatan 4,57%; Amerika Serikat 4,18%; Zimbabwe 3,81%; Malaysia 3,66%; dan Arab Saudi 2,93%.
“Komposisi buyers pada TEI 2013 didominasi oleh negara-negara non-tradisional sebanyak 77,54%. Hal menarik pada TEI kali ini adalah adanya buyers pendatang baru yang berasal dari Suriname, Papua Nugini, Yaman, Aljazair, Bulgaria, dan Kamerun yang juga melakukan transaksi cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan diversifikasi pasar oleh pemerintah mulai membuahkan hasil,” jelas Mendag. (dewi)