JEPANG, CITRAINDONESIA.COM- Sebaiknya produk industri nasional serta produk pangan ditingkatkan volume ekspornya ke negara Sakura, Jepang. Daya belinya sedang OK.
“Harga produk di pasar dan tingkat grosir di negara Kaisar Aki Hito itu naik terbesar dalam 5 tahun terakhir,” kata Erwin Taufan, Ketua II GINSI, Rabu (13/11/2013) malam. “Sayang kalau kita mampaatkan momen ini,” ujarnya menambahkan.
Ia yakin Indonesia meningkatkan volume perdagangannya ke negara itu, asalkan mau. “Intinya kemauan. Jangan ketika daya beli di negeri orang lemah, kita jor- joran ekspor. Sekaranglah waktunya,” harapnya.
Menurut pemerintah setempat, harga grosir Jepang periode Oktober diposting (year-on-year/yoy) terjadi kenaikan terbesar, menyusul pelemahan yen dan kenaikan biaya bahan perumahan.
Bank of Japan (BOJ) mengatakan, dikutif NHK, Rabu (13/11/2013), bahwa Indeks Harga Barang naik 2,5 persen dari September, sehingga terjadi kenaikan 7 bulan berturut-turut.
Harga kayu dan produk kayu melonjak 13,6 persen karena pelemahan yen mengangkat biaya impor, dan permintaan tumbuh di sektor perumahan.
Harga minyak bumi dan produk batubara juga naik 12,7 persen, sementara untuk listrik, gas dan air meningkat hingga 11,8 persen.
“Harga untuk 365 dari 820 item yang disurvei naik dari tahun sebelumnya,” kata Pejabat BOJ. Mereka mengatakan biaya produk otomotif juga meningkat tajam karena permintaan pasar makin besar dari berbagai negara di dunia. (friz)