ATLANTA, CITRAINDONESIA.COM- Dua warga Amerika Serikat (AS) yang menjadi relawan di Afrika Barat dan positif terinfeksi virus Ebola, akan diterbangkan ke negara asalnya untuk dirawat di Emory University Hospital, Atlanta.
Seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (2/8/2014), relawan yang namanya masih dirahasiakan tersebut akan dirawat di bangsal dengan pengamanan tingkat tinggi guna mengantisipasi penularan terhadap pasien lain di trumah sakit tersebut.
Rencananya, setelah dirawat di bangsal tersebut, relawan malang itu akan dipindahkan ke unit isolasi khusus di Emory, unit yang didirikan berkat kerja sama dengan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS, atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
“Juru bicara CDC Barbara Reynolds mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Departemen Luar Negeri AS untuk memfasilitasi pemulangan relawan tersebut,” jelas Reuters.
Diakui, CDC belum pernah merawat pasien Ebola, tapi dalam satu dekade terakhir ada lima orang yang memasuki AS dengan kondisi demam yang mirip gejala Ebola.
Berita pemulangan relawan ini menyusul adanya pemberitaan soal dua relawan asal AS yang kondisi kesehatannya terus menurun akibat terinfeksi virus mematikan tersebut. Mereka adalah Dr Kent Brantly (33) dan seorang misionaris bernama Nancy Writebol (59). Keduanya relawan Christian relief groups Samaritan’s Purse and SIM yang dikerahkan menjadi relawan di Liberia. Mereka berasal dari Carolina utara.
CNN dan ABC News melaporkan, kedua relawan inilah yang akan dipulangkan ke Amerika, namun CDC belum bersedia mengkonfirmasi kebenaran pemberitaan ini.
Amber Brantly, istri Dr Brantly, mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Saya tetap berharap dan percaya bahwa Kent akan sembuh dari penyakit yang mengerikan ini.”
Sebelumnya pada hari Kamis, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Departemen Luar Negeri bekerja sama dengan CDC sedang berupaya mengevakuasi relawan yang terinfeksi tersebut.
Ebola saat ini tengah menjadi Wabah yang menakutkan di Afrika Barat, dan tercatat sebagai serangan terburuk dalam sejarah.
Sejak Februari 2014, sebanyak 700 orang meninggal akibat wabah yang belum ada ibatnya ini, sehingga pada Kamis pekan lalu CDC mengeluarkan travel advisory agar warga AS tidak melakukan perjalanan yang tidak penting ke negara-negara di Afrika Barat, khususnya ke negara yang menjadi pusat serangan Ebola, yakni Guinea, Liberia dan Sierra Leone. (kris)