JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufiek Bawazier menegaskan bahwa sektor Industri Baja ini merupakan salah satu sektor yang tetap kokoh dan tahan dari hantaman pandemi Covid-19.
Di mana, kinerja sektor ini pada kuartal kedua tahun 2020 ini tumbuh sebesar 2,3% dan kembali meningkat di kuartal ketiga menjadi 5,6%. Ini menggembirakan.
“Tentunya ini cukup membanggakan bagi kita semua. Dengan adanya investasi baru pada sektor baja, diharapkan akan semakin memperkuat kontribusinya pada perekonomian nasional,” Ujar Taufiek Bawazier, Rabu (26/11/2020).
- ASD : PT Sunrise Steel Tambah Investasi di Tengah Covid-19
- Taufiek Bawazier : “Inovasi Kunci Keberlangsungan Industri Baja Kita”
- Taufiek Bawazier : “Kami Sangat Mengapresiasi Ekspor Baja PT. Tatametal Lestari”
Seperti diketahui bahwa salah satu industri baja nasional yakni PT Sunrise Steel membuktikan dirinya tangguh dan mampu ekspansi menambah dana investasi di tengah pandemi Covid-19 ini.
kareannya, Taufiek berharap, penambahan investasi pada sektor industri baja terus berlanjut, sejalan dengan program substitusi impor. Pasalnya, beberapa produk hulu dari industri baja masih belum diproduksi di dalam negeri.
“Memang masih ada yang harus disubstitusi mulai dari hulu. Seperti iron ore, kemudian smelting harus tambah sampai lima kali lipat. Karena selama ini berhenti sampai slab. Kemudian billet untuk memproduksi turunannya serta hot rolled coil (HRC) menjadi cold rolled coil (CRC). Kami berharap nantinya PT Sunrise Steel bisa masuk berinvestasi di segmen ini,” pinta Taufiek.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Sunrise Steel, Henry Setiawan bilang bahwa peresmian lini produksi kedua produk BjLAS dengan merk dagang ZINIUM® untuk bahan baja ringan mengukuhkan perusahaannya sebagai produsen BjLAS terbesar di Indonesia, kapasitas produksi 400 ribu ton per tahun.
“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah, khususnya Kemenperin selaku pembina industri, yang telah mendukung para pelaku industri untuk bisa meningkatkan utilisisasi meski saat pendemi seperti ini,” ujar Henry mengapresiasi.
Ia juga menyambut hangat upaya dilakukan Kemenperin untuk mendorong industri baja agar bisa terus berkembang melalui berbagai regulasi dan proteksi.
“Ini juga membuat kami lebih bersemangat mengintegrasikan stuktur hilirisasi pada industri baja, seperti dari HRC menjadi CRC dan produk-produk baja lainnya,” tukasnya.
Selain itu, dalam upaya turut serta memperkuat industri baja, Henry juga berupaya melahirkan suatu wadah yang berfungsi membimbing para calon startup yang ingin berbisnis baja ringan dengan nama PT Gerai Baja Ringan Kepuh (GeBRaK).
“Perusahaan ini menyediakan mesin-mesin produksi, melatih semua karyawan, menyediakan sistem Informasi Teknologi (IT), serta memasok bahan baku baja ringan sesuai SNI,” pungkasnya. (linda/olo)