JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Serangan-serangan ISIS yang kumat lagi hancurkan Kota Raqqa, bekas ibu kota Kekhalifahan. Memakan banyak korban dan serangan ini sebut paling mematikan.
‘Termasuk nyawa para tentara Rusia, penangkapan dan eksekusi para pejuang milisi yang bersaing, penyitaan wilayah dengan basis baru yang dibentuk. Isis muncul dari bayang-bayang dan kembali ke medan perang Suriah’, tulis indpendent, Rabu (4/7/2018).
Kembalinya para jihadis, yang konon pernah dikalahkan secara komplet, perang sedang berlangsung di tengah dinamika yang berubah dengan cepat.
- Perang Suriah 5 Tentara Rusia Tewas
- Presiden Macron Temui Presiden Trump Terkait Suriah
- WNI Dilarang ke Suriah ‘Perang’ Tidak Aman!
Pihak Independen telah berbicara dengan milisi Suriah dan Kurdi, dan para pejabat Barat dan Turki yang telah menyediakan kanvas rumit manuver oleh kelompok-kelompok di kedua sisi konflik: menggeser aliansi dan pengkhianatan yang telah membantu kebangkitan kelompok ISIS yang paling haus darah.
‘Diyakini ada 8.000 hingga 10.000 pejuang ISIS tersisa di Suriah dan Irak’, tambahnya.
Dalam waktu tiga tahun, bagaimanapun, berganti nama, para pejuang ISIS telah merebut banyak wilayah di Suriah dan hampir mencapai gerbang Baghdad.
Hudhayfah al-Badri, salah satu putra pemimpin ISIS Abu Abu Bakr al-Baghdadi tewas baru-baru ini dalam serangan terhadap pasukan Rusia dan Suriah di Homs. (oca)