MALANG, CITRAINDONESIA.COM- ‎Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut mencapai 2/3 dari luas wilayah, jumlah pulau 17.508 buah, panjang pantai 104.000 km, dan beraneka ragam jenis biota laut, Indonesia memiliki potensi sumberdaya Kelautan dan Perikanan (KP) sangat besar.
Potensi pendapatan sektor perikanannya mencapai Rp365 triliun/tahun, namun devisa negara ratusan triliun rupiah hilang akibat illegal fishing. Untuk itu, kunci pengelolaan perekonomian yang dominan adalah Sumber Daya Manusia (SDM).
Demikian disampaikan Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Dr Suseno Sukoyono, mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada Seminar Expo Perikanan Mahasiswa Nasional (Expimnas) bertajuk “Kelautan dan perikanan Sebagai Leading Sektor Pembangunan Perekonomian Nasional” di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Senin (4/5/2015).
Sebagai negara maritim, RI mempunyai posisi strategis laut yang secara ekonomi sangat menguntungkan, terletak di antara 2 benua, 2 samudra, dan wilayah laut sebagai perlintasan perdagangan dunia. Jalur alur laut kepulauan RI yang strategis, terutama di Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar, dilewati kapal-kapal perdagangan dengan volume perdagangan mencapai 45% dari total perdagangan seluruh dunia.
Sebagai negara kepulauan (UNCLOS 1982), kedaulatan pengelolaan sumberdaya alam di wilayah laut Zona Ekonomi Eksklusif sampai batas 200 mil laut, menjadikan luas wilayah laut RI sebesar 5,8 juta km2. Data Food and Agriculture Organization (FAO) meyebutkan, posisi produksi perikanan tangkap di dunia menempatkan Indonesia peringat-2 setelah Tiongkok dan menyusul AS di peringkat-3.
Sedangkan produksi perikanan budidaya sebesar 4,74 juta ton menempatkan RI posisi-2 di dunia, setelah Tiongkok dan menyusul India dan Vietnam di posisi-3 dan 4. Potensi RI meliputi perikanan tangkap 15,1 miliar dolar AS/tahun, budidaya laut 46,7 miliar dolar AS/tahun, perairan umum 1,1 miliar dolar AS/tahun, potensi budidaya tambak 10 miliar dolar AS/tahun, budidaya air tawar 5,2 miliar dolar AS/tahun, dan bioteknologi kelautan 4 miliar dolar AS/tahun.
Paradigma pembangunan wilayah darat seharusnya sudah mengarah kelautan, yang terintegrasi dengan pembangunan wilayah darat. Beberapa langkah dilakukan pemerintah membangun kemaritiman antara lain pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim melalui pembangunan tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.
Pada 5 tahun mendatang, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mengalokasikan pembangunan pelabuhan nasional sebagai sentral 24 pelabuhan kontainer dan integrasi, pelabuhan non komersial sebanyak 1.481 buah, pengembangan pelabuhan komersial lainnya sebanyak 83 pelabuhan, pengadaan kapal, akses jalan, kereta pelabuhan, kereta pesisir, dan revitalisasi industri galangan kapal. (pemi)