JAKARTA, CITIANDONESIA.COM- Kekhawatiran kiris moneter di Indonesia menjelang Pemilu ini menyusul defisit transaksi berjalan pemerintah tahun 2018 yang juga sudah dikeluhkan Presiden Joko Widodo. Sekedar tahu saja, data Bank Indonesia (BI) bahwa JISDOR (USD-IDR) pada Selasa (28/8/18) di level Rp14,614.
Terpisah, Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada memprediksi hari ini Rupiah balik menguat. Pergerakan dolar AS, kembali melemah imbas dari berkurangnya kekhawatiran akan terjadinya perang dagang antara AS dan para mitra dagangnya.
Di Indonesia, pelaku pasar merespon positif sentimen sebelumnya dari rencana kebijakan BI mempertahankan nilai tukar Rupiah terutama memastikan ketersediaan valas serta mempermurah swap rate BI dan swap hedging.
‘Meski diikuti dengan adanya sentimen negatif terutama dari adanya Sidang Paripurna DPR namun, diharapkan sentimen global lebih positif untuk menopang penguatan lanjutan Rupiah’, kepada tribunnews.
Reza memperkirakan, laju Rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.620 hingga Rp14.611 per dolar AS. ‘Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah’, katanya.
Kemarin Rupiah melemah ke posisi Rp14.626 per dolar AS. Mata uang garuda ditransaksikan pada rentang Rp 14.607 hinga Rp 14.626 per dolar AS.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono kepada RMOL mengatakan, pondasi ekonomi bangsa saat ini memang mengkhawatirkan. Salah satu indikatornya yakni nilai tukar rupiah yang kian terpuruk mencapai angka lebih dari Rp14.600 per dolar AS, sudah mendekati angka Rp15 ribu seperti era rezim Soeharto.
‘Nilai tukar dolar AS mencapai Rp 15 ribu itu angka psikologis yang bisa membuat orang-orang takut lalu menarik uang’, katanya dalam acara Ngopi Ngerumpi bertajuk “Rakyat Miskin, Negara Terancam Bangkrut, Konsolidasi, Kita Bisa Apa?” di Kantor ILEW, Jalan Veteran I Nomor 33, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018). (friz)