JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Anggota Komisi XI DPR RI, Achsanul Qosasi membantah  bahwa melemahnya rupiah karena memanasnya hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat dan Australia pasca penyadapan.
Menurutnya, melemahnya rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat hingga menembus angka Rp11.733 per dolarnya karena trend akhir tahun.
“Gak ada kaitannya dengan penyadapan yang dilakukan AS dan Australia. Trend rupiah memang dipastikan selalu naik di setiap akhir tahun,†jelas Achsanul yang juga Ketua Pansus RUU Keuangan Negara ini.
Selain trend akhir tahun, melemahnya rupiah dikarenakan penyerapan anggaran yang tinggi dari Kementerian dan Lembaga (KL).
“Hampir semua KL melakukan aktiftas yang meningkat guna penyerapan anggaran,” ungkapnya
Hal lain yang mempengaruhinya adalah kebutuhan akan minyak mentah yang tinggi.
“Ditambah kebutuhan belanja minyak mentah Pertamina yang semakin besar yaitu 100 dolar AS perhari, Ini setara dengan Rp3,6 miliar dolar AS per tahun,” sebut politisi Demokrat itu.
Diketahui, Luthfi didakwa bersama-sama Ahmad Fathanah menerima uang dengan total Rp 1,3 miliar dari Dirut Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman. Duit ini adalah imbalan dari total keseluruhan Rp 40 miliar yang dijanjikan PT Indoguna untuk pengurusan surat persetujuan kuota impor daging sapi. (eka/*)