JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi – Menteri Ekonomi Turki, Nilhat Zeybekci, membahas bisnis dan perdagangan saling menguntungkan.
Apakah itu melalu kerangka antar pemerintah (G to G) maupun hubungan bisnis (B to B).
“Kami membutuhkan ASEAN dan Indonesia sebagai partner yang saling melengkapi,” ujar Nilhat Zeybekci di Sidney (Australia), seperti dikutif dari rilis Humas Kemendag, Sabtu (19/7/2014).
Pertemuan bilateral dilakukan di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan Kelompok Negara 20 terbesar dunia (G-20) kemarin (Jumat, 18/7).
Menurut M Lutfi, perlu ada pengaturan kerja sama lebih konkret berupa  ‘paket kecil’. Mampu menghasilkan dalam waktu sangat singkat (quick wins).
“Bagi Indonesia, Turki diperlukan menjadi pintu gerbang pengembangan pasar ke Eropa dan Asia Barat untuk Crude Palm Oil (CPO), bio-diesel, kayu, karet. CPO bisa tujuh kali lipat lebih murah dibanding jenis-jenis komoditas lain sehingga dapat menjadi tren baru bagi perkembangan pasar di Turki,” jelas Mendag.
Sementara itu Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional, Bachrul Chairi mengatakan secara khusus M Lutfi- Menteri Ekonomi Turki berencana bertemu di Indonesia awal September ini.
“Kedua pihak akan membawa serta kalangan usaha di bidang produk unggulan masing-masing,” ujarnya.
Kerja sama bisnis itu merupakan upaya kedua negara di tengah persaingan regional seperti TTIP (Transatlantic Trade and Investment Partnership) Amerika Utara-Eropa dan TPP (Trans-Pacific Partnership).(pemi)