JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta akan menerjunkan 160 petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) untuk mengantisipasi maraknya pengemis musiman atau pengemis yang membanjiri Jakarta setiap puasa dan menjelang lebaran.
“Mereka bertugas memberikan sosialisasi dan motivasi kepada para PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) agar tidak melakukan aktivitasnya di jalan-jalan dan tempat-tempat umum lainnya,” jelas Kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta, Prayitno, seperti dilansir situs resmi Pemprov DKI Jakarta, Senin (9/6/2014).
Ke-169 petugas P3S tersebut akan ditempatkan di 15 titik rawan PMKS di lima wilayah kota administrasi, yakni perempatan Senen, Galur, Cempaka Putih, Kelapa Gading. Kemudian perempatan Pramuka, Matraman, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Pasar Rebo, perempatan Trakindo (Cilandak), Fatmawati, Pejaten, Pancoran, Mampang Prapatan, serta Tugu Pemuda (Senayan) dan Slipi.
Petugas P3S ini, jelas Prayitno, bekerja dalam dua shift. Pertama pukul 07.00 -15.00 WIB, dan kedua pukul 15.00-23.00 WIB. Mereka dilengkapi dengan mobil kerangkeng guna mengangkut PMKS yang terjaring.
PMKS yang tertangkap akan dimasukkan ke Panti Sosial, dan dibina selama 3-6 bulan. Kemudian dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.
Relawan sosial ini sangat mudah dikenali karena mereka mengenakan rompi biru bertuliskan relawan sosial Dinas Sosial DKI Jakarta.
Untuk diketahui, setiap memasuki bulan puasa dan menjelang lebaran, Jakarta selalu dibanjiri pengemis dari berbagai daerah di Indonesia, seperti dari Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Untuk mengais rejeki, mereka beroperasi di pemakaman untuk meminta sedekah dari para peziarah, di masjid-masjid, pasar, perempatan jalan, dan lokasi strategis lainnya.
Mereka tak peduli meski Jakarta memiliki Perda No 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum (Tibum) yang melarang orang mengemis di jalanan dan ruang-ruang publik lainnya. (chan)