JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Proyek pengadaan Radio Frequency Identification (RFid), yang akan digunakan Pertamina untuk memantau penyaluran bahan bakar minyak (BBM) yang dikenal dengan Sistem Monitoring dan Pengendalaian BBM, diberitakan terkena dampak menguatnya nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir, mengatakan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI), perusahaan pelaksana proyek tersebut, tengah mengajukan perubahan harga pengembalian investasi proyek ini.
Menurut Ali, Investasi Inti proyek dalam bentuk dollar sedangkan yang dibayarkan Pertamina adalah dalam bentuk rupiah.
“Beberapa bulan terakhir nilai dollar menguat. PT Inti mengeluhkan impor yang dilakukan. Padahal kontraktual menggunakan rupiah. Kami membayar Rp 18 per liter kepada PT Inti,” kata Ali Mundakir kepada waratwan  di Jakarta, Jumat (01/11/2013).
Dalam kontrak proyek pengadaan RFid spesifikasi teknis serta harga telah disepakati. Oleh sebab itu Pertamina meminta opini pihak ketiga yakni Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan perhitungan terhadap nilai proyek.
Namun demikian, pemasangan RFID di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan di kendaraan tidak berhenti dengan adanya perubahan nilai proyek yang diajukan Inti.
Sebagai contaoh, Ali Mundakir menambahkan, sekarang di wilayah Jakarta, sistem ini telah memasuki masa diuji coba untuk memastikan kehandalan kinerja guna menghindari kerugian bagi pengusaha SPBU dan Pertamina.
Ali menuturkan, bila nanti sistem ini tidak dapat bekerja efektif  maka pencatatan transaksi dilakukan secara manual. Yang terjadi bahwa pemerintah tidak mau membayar jumlah BBM subsidi  yang tercatat secara manual tersebut kepada Pertamina.
“Mengapa Pemerintah tidak mau bayar? Ya, ini sesuai perjanjian dengan Pemerintah bahwa untuk melakukan verifikasi penjualan BBM subsidi melalui sistem RFID itu. Yang dirgikan, tidak hanya Pertamina. Tapi juga PT Inti selaku pemenang lelang pengadaan dan pemasangan SMPBBM pun dirugikan. Alasannya, ya itu tadi bahwa BBM subsidi yang dikeluarkan tidak akan dibayar Pemerintah kepada Pertamina,” pungkas Ali. (kani)