JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin), berharap PT. Inalum bisa menjadi lokomotif pertumbuhan industri aluminium Indonesia di masa Pandemi Covid-19.
UU Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian mengamanatkan tujuan Pembangunan Industri Indonesia adalah terwujudnya Industri yang mandiri, berdaya saing, dan mau untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. UU No 3 tersebut dituangkan dalam PP Nomor 14 tahun 2015 sebagai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang mentargetkan pada tahun 2025 Indonesia menjadi Negara Industri Yang Tangguh.
Salah satu sektor yang diandalkan di lingkungan Ditjen ILMATE adalah industri logam dengan komoditi Aluminium.
- Orias Petrus Moedak Dirut PT Inalum
- PT Inalum Siap Take Over PT Freeport Indonesia
- RI Ekspor 100 Kontainer Baja Berlapis Aluminium
Direktur Industri Logam Kemenperin, Budi Susanto, pada acara Inalum Gathering yang dilaksanakan pada tanggal 19 November 2020, target pengembangan industri pengolahan berbasis aluminium tahun 2020 hingga 2024 mencapai kapasitas 0,6 juta ton aluminium per tahun, sedangkan pada tahun 2025 hingga 2035 industri pengolahan aluminium diharapkan tumbuh mencapai 1 juta ton aluminium per tahun.
Saat ini ini hanya PT. Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang mengolah alumina menjadi aluminium untuk menghasilkan aluminium ingot primer sebanyak 255 ribu ton pertahun. Kebutuhan aluminium ingot primer Indonesia mencapai 876 ribu ton pertahun, sehingga sisanya masih harus diimpor. Pembangunan smelter aluminium secara terintegrasi dari hulu ke hilir di Kalimantan Utara dan pengembangan produk aluminium paduan dan aluminium billet di Sumatera Utara oleh PT. Inalum bertujuan untuk melakukan subsitusi impor aluminium ingot primer dan produk hilir aluminium yang masih diimpor hingga saat ini.
Selama masa pandemi ini, lanjut Budi Susanto, dengan adanya pembatasan mobilitas beberapa perusahaan menurunkan utilisasinya bahkan melakukan pengurangan pegawai sebagai dampak dari penurunan penjualan. Di sisi lain masih terbuka peluang pengembangan industri aluminium dengan besarnya kebutuhan aluminium untuk kemasan baik untuk makanan ataupun obat-obatan, untuk industri elektronik, maupun untuk industri otomotif dengan adanya rencana pengembangan industri mobil listrik.
Menurut Budi Susanto, dukungan pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam peningkatan utilisasi industri, terutama pada masa pandemi ini. Di antaranya adalah dengan melalui Program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN). Dalam program ini pemerintah mengalokasikan anggaran khususnya belanja modal dan belanja operasional untuk P3DN sehingga akan meningkatkan utilisasi industri. Proyek-proyek pemerintah yang dibiayai APBN harus menggunakan produk dalam negeri. Selain itu pemerintah mengutamakan produsen dalam negeri masuk di dalam daftar rencana pembelian barang/jasa mega proyek BUMN dengan memperhatikan Daftar Inventarisasi Barang dan Jasa Produksi Dalam Negeri yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian.
Kemenperin juga melaksanakan pemberian fasilitas baik fiskal serta non fiskal untuk pengembangan industri dalam masa pandemi. Fasilitas fiskal yang diberikan guna pengembangan industri antara lain fasilitas pajak barang dan jasa, fasilitas kemudahan impor kawasan berikat, dan fasilitas lain dalam rangka mendukung pengembangan industri yang terdampak Covid 19. Selain itu, Kemenperin juga melaksanakan program “Subtitusi Impor 35% Pada Tahun 2022”, dimana pada tahun 2022 terjadi penurunan impor sebesar 35% akibat adanya subsitusi impor. Hal ini dilakukan untuk memperkokoh serta memperdalam struktur industri baik dalam penciptaan lapangan kerja, mendorong penguatan struktur industri, serta meningkatkan produktivitas nasional.
Program-program yang dilakukan oleh Kemenperin tersebut diharapkan akan dapat mengatasi permasalahan industri pada masa pandemi, sehingga pada tahun 2021 kegiatan perindustrian dapat berjalan normal kembali. Pemerintah sangat berharap kepada PT. Inalum untuk dapat menjadi lokomotif pendorong industri aluminium baik pada masa pandemi ini maupun pada pada masa depan sehingga Indonesia dapat menjadi negara industri tangguh pada tahun 2025 mendatang. Hal ini karena PT. Inalum adalah satu-satunya produsen aluminium ingot primer, dan memiliki rencana membangun industri aluminium terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. (Olo)