JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Kamar Dagang dan Industri  Indonesia (KADIN) melihat ada lima sektor pertambangan yang perlu menjadi prioritas pemerintah untuk dijadikan sebagai “prime industy†dalam penerimaan fasilitas untuk meningkatkan nilai tambah di sektor pertambangan.
Hal itu dikemukaan Wakil Ketua KADIN Bidang Industri, Perdagangan, dan Logistik, Natsir Mansyur, berkaitan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah hasil tambang,  Jakarta, Jumat (3/5/2013).
Menurutnya,  lima sektor yang dihilirisasikan yang perlu menjadi prioritas adalah tembaga, besi, alumunium, nikel, dan emas.
Untuk melakukan permurnian (smelter) terhada lima produk galian tambang itu perlu adanya ketersedian fasilitas berupa pasokan konsentrat serta bahan baku untuk diolah pada setiap smelter yang dibangun oleh pengusaha nasional di sektor tambang.
“Sehingga pasokan bahan baku ini bisa didapat dari perusahaan besar seperti PT Freeport Indonesia, dan Newmont,†katanya.
Namun,  karena  itu dianggap akan memberikan keuntungan yang kecil, cetus Natsir menambahkan, kedua perusahaan (Freeport dan Newmont) enggan melakukan Businees to Businees (B to B) dengan pengusaha nasional.
“Pelaku usaha menganggap keuntungan terlalu kecil kalau menjual bahan baku di dalam negeri. Kami sudah sering kali mendorong mereka untuk mau memberikan bahan baku baik itu konsentrat dan bahan mentah pertambangannya,” ujar Natsir pula.
Walau demikian, Natsir yakin, kelima sektor pertambangan tersebut kini cukup menjanjikan untuk diolah memberikan nilai tambah. Oleh karena itu, dia menyarankan agar pemerintah perlu mengukur kemampuan pengusaha nasional, serta  berupayan mengatasi masalah-masalah  yang masih mengganjar diantarnya pengembangan infrastruktur. (kani)