
CIN- Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia, kuartal pertama 2013 sekitar 6,2 persen. Turun sedikit dibanding periode sama 2013 mencapai 6,3 persen.
Meskipun masih bagus, namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar penurunan ini diwaspadai. Sektor investasi harus meningkat.
“Ini merupakan pertumbuhan terendah untuk kuartal pertama sejak tahun 2010,” kata Yudhoyono pada bagian lain pengantarnya saat membuka rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, Selasa (7/5/2013) sore sebagaimana dikuitif dari laman resminya.
Presiden pun meminta sektor investasi diringkatkan untuk menutup penurunan ekspor dan impor.
Penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut, lanjut Presiden SBY, akibat menurunnya ekspor dan impor.
Untuk menutup penurunan ekspor dan impor, Presiden meminta sektor lain, seperti investasi, harus lebih meningkat.
“Jika ekspor dan impor terganggu, sektor lain seperti investasi tidak perlu terganggu, tidak perlu jatuh, malah harus lebih bagus,” SBY menegaskan.
Presiden mengajak seluruh anggota kabinet untuk membehani permasalahan yang kerap menghampiri di sisa masa bakti ini “Mari kita benahi habis-habisan masalah ini, meskipun buahnya baru akan dinikmati di periode pemerintahan yang akan datang,” kata Presiden SBY.
Sebelumnya, SBY menjelaskan, biasanya dalam keadaan resesi para ekonom menyarankan untuk tidak menyerahkan penyelesaian kepada mekanisme pasar, melainkan harus ada peran pemerintah secara terukur, proporsional, dan konstruktif.
“Paling tidak bisa meminimalkan dampak resesi di bagian penting, syukur-syukur bisa menjaga petumbuhannya,” ujar SBY. (friz)