JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, Gubernur DKI Jakarta Jokowi- Ahok jangan arogan dan ragu merevisi kenaikan UMP 2014 sebesar Rp2,4 juta.
“Padahal dua Gubernur DKI Sebelumnya. Fauzi Bowo dan Sutiyoso pernah merevisi penetapan UMP, bahkan Fauzi Bowo yang anti perubahan pernah merevisi penetapan UMP sampai 2 kali,†jelasnya di Jakarta, Senin (11/11/2013).
Menurutnya, saat ini buruh tidak lagi meminta angka kenaikan Rp3,7 juta tetapi angka berkisar Rp3 juta’an.
Said menilai, seharusnya daya beli buruh ditingkatkan bukan justru diturunkan melalui penetapan UMP 2014 Rp2,4 juta.
“Kenaikan UMP DKI ini terlalu rendah kenaikannya dan tidak realistis Upah Minimum Provinsi DKI 2014 sebesar Rp2.441,301/bulan. Gubernur Jokowi terkesan arogan dan pro upah murah sebab, UMP DKI naik lebih rendah dari subang (50%), Surabaya (26%), Surakarta (25%), Kendari (33%), Kalbar (30%), dan Babel (30%) Lihat 2013 Upah Minimum di Bangkok (Rp2,8 juta), Malaysia (Rp2,7 juta), Manila (Rp3,2 juta),†ungkapnya.
Bila UMP DKI 2013 diklaim naik tertinggi se-Indonesia kata Said itu bohong, lihat 2013 di Bogor naik (70,50%), Karawang (57,58%), Purwakarta (61,64%), justru setelah 15 – 20 tahun upah murah di Indonesia termasuk DKI Jakarta diperbaiki.
Tahun selanjutnya harus dijaga, bukan kembali ke upah murah seperti di DKI 2014. Buruh hanya memegang Rp300.000/bulan setelah dikurangi biaya sewa rumah, ongkos, makan sebulan. (iskandar)