JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Pertamina mengklaim, sehari setelah penaikan harga BBM bersubsidi, realisasi penyaluran BBM bersubsidi masih berada di atas normal.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengungkapkan realisasi penyaluran BBM bersubsidi masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran harian normal.
Contoh, realisasi penyaluran Premium pada Sabtu (22/6) mencapai 84.300 KL atau 5% di atas penyaluran harian normal sebesar 80.000 KL.
“Berdasarkan hasil pantauan dari Pusat Komando dan Pengendalian Monitoring BBM PSO Pertamina, penyaluran BBM bersubsidi masih lebih tinggi dari penyaluran harian normal. Untuk itu, Pertamina memantau dengan cermat setiap perkembangan permintaan BBM bersubsidi oleh masyarakat pasca penaikan harga BBM bersubsidi ,” kata Ali Mundakir di Jakarta, Minggu (23/6/2013).
Ali mengatakan ketahanan stok BBM nasional masih terjaga pada level minimal 18 hari. Penyaluran BBM bersubsidi kepada masyarakat sejauh ini juga berjalan dengan lancar dan aman.
Pertamina sebelumnya telah mengantisipasi lonjakan permintaan BBM bersubsidi jelang kebijakan penyesuaian harga Pertamina melakukan berbagai persiapan, seperti penjaga stok BBM nasional di level minimal 18 hari, mengoperasikan depot 24 jam, penambahan stok BBM di SPBU, penambahan armada tanki pengangkut BBM, serta menginstruksikan SPBU untuk terus beroperasi hingga 24 jam.
Seperti diketahui, realisasi penyaluran BBM bersubsidi 5 hari jelang penetapan kebijakan penaikan harga berada di atas penyaluran harian normal, yaitu Premium sebesar 23% dan Solar 13%.
Pada hari penetapan harga baru, Kamis (21/6), realisasi penyaluran Premium bersubsidi mencapai 98.600 KL atau 22,3% di atas rata rata penyaluran harian normal sekitar 80.000 KL.
Sedangkan realisasi penyaluran Solar subsidi sekitar 50.000 KL, meningkat dari rata-rata penyaluran harian normal sekitar 43.000 KL. (kani)