NIGERIA, CITRAINDONESIA.COM- Seorang dokter Nigeria didiagnosis terinfeksi virus Ebola hampir tiga pekan setelah seorang pria Liberia-Amerika yang terinfeksi virus mematikan tersebut, meninggal setelah bepergian ke Lagos.
Seperti dilansir CNN, Selasa (5/8/2014), menurut informasi Menteri Kesehatan Nigeria, Onyebuchi Chukwu, pria Liberia-Amerika yang meninggal tersebut bernama Patrick Sawyer, pejabat tinggi pemerintah di Departemen Keuangan Liberia. Dia meninggal di sebuah rumah sakit di Nigeria pada 20 Juli 2014 silam.
“Sang dokter terinfeksi karena merawat Patrick,” jelas CNN.
Chukwu juga menginformasikan, saat ini ada delapan orang yang sedang dikarantina karena dicurigai terinfeksi virus mematikan yang belum ada obatnya itu.
“Mereka sedang menunggu hasil tes laboratorium untuk memastikan,” jelas Chukwu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, wabah Ebola di Liberia, Sierra Leone, Guinea dan Nigeria diyakini telah menginfeksi 1.440 orang, dimana 826 di antaranya meninggal tahun ini.
Amerika Serikat berencana mengirim 50 ahli kesehatannya ke Afrika Barat untuk membantu mengatasi penyebaran wabah ini.
“Ini pengiriman ahli kesehatan terbesar dalam sejarah,” kata Direktur Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS Dr Tom Frieden dalam sebuah pernyataan.
Ia mengakui, dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dapat mengendalikan wabah Ebola, dan juga tidak akan mudah.
“Tapi kita tahu apa yang harus dilakukan,” imbuhnya.
Frieden menambahkan, selain memerangi wabah, 50 ahli dari CDC juga akan membantu menerapkan sistem yang lebih kuat untuk melawan penyakit.
Ebola menyebar melalui kontak dengan organ-organ dan cairan tubuh seperti darah, air liur, urin dan sekresi lainnya dari orang yang terinfeksi. Gejala awal serangan virus ini adalah demam mendadak, kelemahan, nyeri otot, sakit kepala dan sakit tenggorokan. Kemudian berkembang menjadi muntah, diare, gangguan ginjal dan fungsi hati yang kadang-kadang disertai pendarahan internal dan eksternal.
Sejauh ini, wabah Ebola masih terbatas di Afrika Barat. Wabah ini juga telah merenggut nyawa Dr Patrick Nshamdze, seorang direktur medis di sebuah rumah sakit di Monrovia, ibukota Liberia. Dia meninggal Sabtu lalu. (kris)