RUSSIA, CITRAINDONESIA.COM- Pelatih Timnas Brazil, Tite, kini tengah galau dengan masa depannya usai skuadnya dibantai Timnas Belgia atau Belgium di 16 besar Piala Dunia Russia 2018, Sabtu dini hari (7/7/2018).
‘Saya tidak akan berbicara tentang masa depan. Saya sekarang – itu tidak tepat karena saya masih memikirkan pertandingan. Waktu akan tahu. Setelah dua minggu, debu akan mengendap dan kita akan memiliki kepala dingin untuk dapat mendiskusikan lebih baik’, ujarnya yang tampak sedih.
- Martinez Buka Rahasia Belgia Menang dari Brazil
- Kevin de Bruyne Man Of The Match
- Kesemi Final Belgia 2-1 Brazil
Kekalahan Nermar Jr dkk dipicu gol bunuh pasukannya Fenandinho menit ke-13 yang disusul gol serangan balik Kevil de Bruyne menit 40. Dan gol balasan Brazil oleh pemain pengganti Augusto menit 76. Namun gol itu tak cukup.

Tite mengakui bahwa: ‘Saya pikir itu pertandingan hebat dan kami punya banyak, dengan banyak kepemilikan dan banyak peluang. Tapi Belgia lebih efektif dalam mengubah peluang mereka. Mereka memiliki banyak pemain top dan selesai dengan baik. [Kiper Belgia Thibaut] Courtois juga membuat perbedaan nyata’, tambahnya.
Dia menilai Courtois berperan sangat besar menyelamatkan serangan timnya. ‘Ini pertandingan yang sangat mengesankan antara dua pertandingan dengan kualitas teknis yang fantastis. Untuk semua, rasa sakit yang saya rasakan saat ini, jika Anda suka sepakbola, Anda harus menonton pertandingan ini. Ini akan memberi Anda kesenangan Jika Anda netral, Anda dapat duduk dan mengatakan ‘Sungguh cocok!’ Siapa pun yang menghargai sepakbola dapat melihat bahwa ini adalah permainan yang indah’, pungkasnya.
Memang duel Brasil vs Belgia ini sangat dramatis, saling serang dan bahwa Brazil menguasai jalannya pertandingan ini, namun seperti dikatakan Tite, bahwa Kevin de Bruyne dkk dari Belgia lebih efektif memanfaatkan peluang menjadi gol. Sementara Brazil, puluhan peluang terbuang sayang. Di depan kiper pun tendangan mereka melenceng. Akar masalahnya kurang tenang dan apes. (mulia)
Video FIFA WORLD CUP RUSSIA 2018: