JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Para juragan Baja, menyambangi Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi di kantornya, Jakarta. Ernawati, Ketua KADI (Komite Anti Dumping Indonesia) turut hadir mendampingi Muhammad Lutfi.
“Belum jelas tujuannya apa. Tapi nampaknya urgent sehingga mereka harus menemui Pak Menteri,” ujar seorang sumber di kementerian, Selasa (15/7/2014).
Ditanya jangan- jangan mereka mau minta penghentian kasus dumping itu? “Wah gak tahu tuh,” tambahnya.
Para juragan baja itu antara lain Direktur Executive IISIA (Indonesia Iron and Steel Industry Association), Hidayat Triseputro, Komisaris Utama PT Gunung Garuda, Djamaluddin Tanoto dan lainnya.
Memang sudah diduga sebelumnya bahwa para juragan baja itu akan mendatangi kementerian itu untuk “curhat” meminta keloggaran menyusul diterapkannya anti dumping oleh KADI Â atas baja impor diduga dumping (dijual lebih murah di negara tujuan ekspor ketimbang di negara asal).
Namun sebelumnnya pengusaha baja yang enggan disebut namanya kepada citraindonesia.id mengatakan derasnya arus impor baja itu karena memang mereka tidak berproduksi di dalan negeri.
Di mana, perusahaan baja terbesar di tanah air yakni PT Krakatau Steel (BUMN) yang ditugaskan pemerintah memproduksi bahan baku untuk memasok kebutuhan industri di dalam negeri, ternyata tidak mampu. Alhasil, para pelaku usaha harus mengimpor.
“Tanpa impor kita mati. Bisa- bisa kita jadi importir dan karyawan di PHK,” ujar sumber tersebut.
Memang serba dilema. Namun sayangnya Ernawati, Ketua KADI tidak dapat dihubungi terkait kunjungan para juaragan baja tersebut.
Akan tetapi sebelumnya Ernawati mengatakan, atas masuknya baja- baja impor itu, KADI sejak 23 April 2014 telah memulai penyelidikan interim review atas barang impor oroduk Canai Lantaian dari besi atau Baja bukan paduan yang dicanai cecara dingin (Cold-Rolled Steel In Coil/Sheet) Asal Jepang, Korea, Taiwan, RRT, dan Vietnam. (olo)