JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Pemerintah Prancis pimpinan Presiden Emmanuel Macron, telah meminta negara-negara Muslim untuk menahan diri dari campur tangan dalam “masalah internal” Prancis. “Ini semua diduga buntut dari ulah awak Majalah Charlie Hebdo, menerbitkan Karikatur Nabi Muhammad.
Menurut Reuters, Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, dalam sebuah wawancara dengan radio pemerintah, mengkritik reaksi negara-negara Muslim, dengan mengatakan bahwa parlemen negara-negara Muslim telah mengeluarkan resolusi-resolusi yang menentang Prancis. Persetujuan sama saja dengan “mencampuri urusan dalam negeri Prancis”.
- Khabib “Allah & Rasul-nya Siksa Presiden Macron”
- Imam Masjid Al Haram Kecam Presiden Macron
- Indonesia Kecam Pernyataan Presiden Macron
Perlu dicatat bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, sembari mengkritik tajam peristiwa baru-baru ini di Prancis dan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Mekhwan mengenai sketsa penghujatan, menyarankan Presiden Prancis untuk mencari perawatan mental dan menuntut agar umat Islam memboikot produk Prancis.
Baru-baru ini sejumlah negara Muslim melakukan protes terhadap kartun Nabi Muhammad SAW setelah Prancis menayangkan kartun tersebut di Gedung Pemerintah. Sejak saat itu dua wanita Muslim ditikam dan satu saudara laki-laki dan perempuan diserang dalam serangan Islamofobia.
Karena boikot produk Prancis oleh Muslim telah memberi mereka penurunan pendapatan yang besar, Prancis telah memberi tahu Muslim untuk tidak memboikot produk mereka. Tapi, di sisi lain, menghentikan umat Islam untuk ikut campur dalam urusan internal mereka.
Para pemimpin Muslim juga mengutuk serangan di Prancis terhadap umat Kristen dan Muslim dan mendesak untuk memerangi terorisme bersama-sama, menyebut, bahwa hanya menargetkan Muslim di Prancis hanya karena agama mereka adalah diskriminasi tingkat tinggi.
Hingga saat ini, Prancis telah menutup 74 Masjid di negaranya untuk memerangi terorisme. Juga menangkap para pemimpin Muslim dan memotong dana asing untuk lembaga-lembaga Muslim tersebut. Selain itu, mereka juga menutup badan amal Islam yang terkenal.
Ketegangan antara pemerintah Prancis dan Muslim semakin parah dari hari ke hari karena semakin banyak negara yang terlibat dalam perdebatan tersebut.