BENGKULU, CITRAINDONESIA.COM- Polemik penggunaan pukat harimau atau trawl di Bengkulu urung selesai. Kali ini giliran ratusan nelayan trawl yang melakukan aksi blokir jalan protokol yang merupakan jalan Pelabuhan Pulau Baii, Rabu (7/3/2018).
‘Kami minta pemerintah kesini, kami tidak ada ongkos mau kesana. Jika tidak kami akan blokir jalan ini sampai kapanpun, kami juga tidak akan mencoblos Pilkada nanti’, kata Saripah, mewakili para nelayan.
Aksi nekat terebut dilakukan oleh para nelayan tersebut sebagai bentuk tuntutan agar pemerintah melegalkan alat tangkap cantrang. Mereka menentang keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan Sjarief Widjaja yang menyatakan hanya akan melakukan pergantian alat tangkap jenis trawl terhadap kapal 10 GT saja.
Sementara, seluruh kapal trawl yang ada di Pulau Baai diatas 10 GT yang disarankan untuk melakukan pergantian sendiri melalui pinjaman bank bunga ringan.
‘Kita dilarang melaut. Tapi alat tangkap tidak diganti. Bagaimana mana kami mau makan’, ujar Saripah.
Aksi nekat para nelayan ini tak pelak membuat aktivitas di Pelabuhan Pulau Baii mati. Kemacetan hingga 6 kilometer pun tak dapat dihindari. Apalagi ada oknum nelayan yang

melakukan tindakan anarkis dengan melempari kaca mobil yang melintas.
Dir Polairud Polda Bengkulu Kombes Pol Hindra pun hadir di lokasi menenangkan massa. Dia meminta agar massa agar menarik kembali pohon yang dipasang untuk memblokir jalan.
‘Mereka (pihak Pemprov Bengkulu, red) tidak akan kesini. Warga yang kesana mempertanyakan langsung kejelasannya. Kalau terus kayak gini kasihan warga yang lain tidak bisa beraktifitas’, ungkapnya.
Matinya aktifitas di Pelabuhan Pulau Baii ini diakui pula oleh perwakilan PT Pelindo II M Junaidin. Dia bilang, sejumlah kapal angkut
tidak berjalan lantaran mobil muatan angkut tidak bisa masuk maupun keluar melalui akses jalan lantaran di blokir.
‘Kerugian yang timbul cukup besar’, singkatnya.
Setelah sekira lima jam jalan diblokir, Wakapolda Bengkulu Kombes Pol Budi Widjanarko didampingi Danlanal Bengkulu Letkol Izudin turun ke lokasi. Wakapolda langsung melakukan negosiasi dan meminta agar warga Kampung Sejahtera Kecamatan Kampung Nelayan Pulau Baai itu membuka blokir jalan.
Wakapolda berjanji akan mempertemukan para nelayan trawl tersebut dengan pihak Pemprov Bengkulu.
‘Pertemuannya besok di Polda sekitar pukul 10.00 WIB. Perwakilan nelayan yang diminta datang sebanyak 15 orang’, kata Wakapolda.
Dia juga minta agar warga tidak mengulangi pemblokiran. Pasalnya, pelabuhan merupakan akses vita.
‘Jika nanti masih saja ada pemblokiran jalan maka akan kita tindak tegas’, tegasnya.
Menyepakati permintaan Wakapolda, warga akhirnya secara bergotong royong mengangkat satu persatu material pemblokir jalan dari badan. (ica)