JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Mohsen Fakhrizadeh, iImuwan nuklir paling senior Iran dibunuh di dekat ibu kota Teheran, kata Kementerian Pertahanan Iran mengkonfirmasi, Jumat malam (27/11/2020) dilansir dari BBC.
Fakhrizadeh meninggal di rumah sakit setelah serangan di Absard, di daerah Damavand.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, mengutuk pembunuhan itu “sebagai tindakan teror negara”.
- Eropa Kisruh Tentang Nuklir Iran
- Trump dan Macron Ingin Bahas Kisruh Nuklir Iran
- “Trump Belum Bicara” Iran Tingkatkan Uranium
Badan-badan intelijen Barat memandang Fakhrizadeh sebagai dalang program rahasia senjata nuklir Iran.
“Jika Iran pernah memilih untuk mempersenjatai (pengayaan), Fakhrizadeh akan dikenal sebagai bapak bom Iran,” kata seorang diplomat Barat kepada kantor berita Reuters pada 2014.
Berita pembunuhan itu muncul di tengah kekhawatiran baru tentang peningkatan jumlah uranium yang diperkaya yang diproduksi Iran.
Uranium diperkaya merupakan komponen penting untuk pembangkit tenaga nuklir sipil dan senjata nuklir militer. Iran menegaskan program nuklirnya secara eksklusif untuk tujuan damai.
Antara 2010 dan 2012, empat ilmuwan nuklir Iran dibunuh dan Iran menuduh Israel terlibat dalam pembunuhan itu.
Nama Fakhrizadeh secara khusus disebutkan dalam presentasi PM Israel Benjamin Netanyahu tentang program nuklir Iran pada Mei 2018. (mulia)