JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Menteri Perdagagangan, Gita Wirjawan (GW) meminta Pemerintah Australia mendukung Indonesia dalam kasus CPO NODA Indonesia-Amerika. Karena CPO merupakan komoditi ekspor penting bagi perekonomian Indonesia.
“Australia merupakan negara pengimpor ke-8 terbesar bagi Indonesia,” kata Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Daya Saing Australia Craig Emerson di sela-sela pertemuan APEC Ministers Responsible for Trade (MRT), di Surabaya, hari ini (Minggu, 21/4/2013).
Menurut GW, Australia memiliki potensi investasi yang besar di Indonesia. Ada sekitar 137 proyek di Indonesia dengan arus investasi sebesar sekitar USD 743,6 juta pada tahun 2012.
Investor Australia berminat pada sektor pertambangan; konstruksi dan pendidikan. Dengan adanya CEPA diharapkan dapat mengurangi hambatan perdagangan antara kedua negara serta peningkatan investasi dan peningkatan kapasitas utamanya dari Australia ke Indonesia.
Serdangkan total perdagangan Indonesia-Australia tahun 2012 mencapai USD 10,2 miliar, dengan pertumbuhan rata-rata (2008-2018) sebesar 9,78%.
“Ekspor Indonesia tahun 2012 sebesar USD 4,9 miliar, pertumbuhan meningkat rata-rata sebesar 9,31%,” jelasnya.
Ada tiga produk ekspor yang mengalami pertumbuhan tahunan cukup tinggi pada periode 2008-2012, yaitu mineral or chemical fertilizers, nitrogenous (364,67%); air or vacuum pumps, air or other gas compressors and fans (253,35%); dan prepared binders for foundry moulds or cores (159.13%).
Dengan demikian Australia menjadi 15 besar negara tujuan ekspor bagi Indonesia.
Sementara itu, impor Indonesia dari Australia selama 2008-2012 meningkat rata-rata 10,22%.
Tiga produk impor yang juga mengalami pertumbuhan menonjol pada 2008-2012 adalah ammonia, anhydrous or in aqueous solution (979,93%); cruise ships, excursion boats,ferry boats, cargo ships, barges and similar vessels (179,94%); cane or beet sugar and chemically pure sucrose, in solid form (179,7%).(friz)