MYANMAR, CITRAINDONESIA.COM- Kudeta Militer di Myanmar dilaporkan menggunakan senapan mesin untuk membunuh lebih banyak pengunjuk rasa.
Sebuah kelompok hak asasi manusia setempat mengatakan hampir 600 orang tewas dalam tindakan keras itu sejak pengambilalihan militer pada 1 Februari.
Orang-orang terus turun ke jalan di seluruh negeri untuk memprotes junta. Militer pada Rabu (7/4/2021), dilaporkan menyerang demonstran dengan senjata otomatis dan granat di kota Kale di barat laut.
- Tangisan Anak Korban Kudeta Myanmar
- Khin Myo Chit “Kau Kejam”
- PBB dan Joe Biden Kutuk Kudeta Myanmar
Media lokal mengatakan bahwa setidaknya 13 orang tewas pada hari itu di seluruh negeri.
Secara terpisah, duta besar Myanmar untuk Inggris mengatakan dia dikunci dari kedutaan besarnya di London.
Kyaw Zwar Minn telah menyerukan pembebasan para pemimpin yang ditahan, termasuk Aung San Suu Kyi.
Duta Besar mengatakan melalui juru bicara bahwa kedutaan telah ditangkap oleh atase militer.
“Kami memiliki keyakinan penuh pada pemerintah Inggris untuk tidak mengakui Dewan Militer Myanmar. Kami yakin pemerintah Inggris tidak akan mendukung mereka yang bekerja untuk junta militer.” dia berkata.
Pada hari Selasa, badan anggota parlemen yang digulingkan, termasuk anggota Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi, merilis sebuah pernyataan.
Mereka mengklaim telah mengumpulkan 180.000 bukti yang menunjukkan “pelanggaran hak asasi manusia berskala luas” oleh militer seperti penggunaan kekuatan mematikan, penangkapan dan penyiksaan. (nhk/oca)