JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Perang saudara berbau SARA agaknya sulit dihindari di Irak, menyusul seruan Ulama Syiah paling senior di Irak, Ali al-Sistani, agar rakyat Irak mengangkat senjata memerangi ISIS (Islamic State in Iraq and The Levant), kelompok militan kaum Sunni yang sedang bergerak ke Baghdad untuk mengambil alih kekuasaan dari Perdana Menteri Nouri Maliki.
“Dari sini, di Karbala, kami menyerukan kepada semua warga negara yang mampu mengangkat senjata dan memerangi teroris sebagai bentuk pembelaan terhadap negara mereka, rakyatnya, tempat-tempat suci, untuk menjadi relawan dan bergabung dengan pasukan keamanan guna menjalankan tugas suci ini,” kata Ali al-Sistani dalam seruannya yang diutarakan saat memberikan khotbah Jumat (13/6/2014) di Karbala.
Selain Mosul dan Tikrit, Karbala merupakan kota tempat bermukimnya mayoritas warga Syiah. Mosul dan Tikrit telah jatuh ke tangan ISIS yang disebut-sebut memiliki kaitan dengan Al Qaeda.
BBC melaporkan, seruan al-Sistani ini disampaikan bersamaan dengan munculnya sejumlah laporan bahwa saat itu sedang terjadi pertempuran sengit antara ISIS dengan pejuang Syiah di Provinsi Diyala yang terletak tidak jauh dari wilayah Iran dan dekat dengan ibu kota Irak, Baghdad.
Di sisi lain, Presiden AS Barack Obama mengatakan, dia akan mengambil keputusan beberapa hari lagi untuk menyiapkan langkah-langkah menyelesaikan krisis di Irak, tapi dia berjanji tidak akan menempatkan pasukan AS di wilayah itu.
“Obama beralasan, keterlibatan AS dalam konflik di Irak ini merupakan “upaya serius dan tulus para pemimpin Irak untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan sektarian”,” jelas BBC, Sabtu (14/6/2014).
Selain itu, menurut Obama, ISIS yang juga disebut ISIL, tidak hanya membahayakan Irak dan rakyatnya, tetapi juga “bisa menimbulkan ancaman bagi kepentingan AS” di negara 1001 malam itu.
Seperti diketahui, kelompok sunni angkat senjata karena kepemimpinan Maliki yang beragama Islam Syiah, dinilai tidak adil, sehingga mereka berniat menggulingkannya dengan mengerahkan para pejuang menuju Baghdad.
Dalam pergerakannya, mereka terlebih dulu menguasai kota-kota Syiah, termasuk Mosul yang merupakan kota kedua terbesar di Irak, dan Tikrit yang merupakan kampung halaman Sadam Husein. Sejumlah kota Syiah lainnya juga telah dikuasai.
Aksi ISIL ini dikutuk PBB, dan dunia internasional diminta bersatu untuk melawannya.
Hingga kini, Irak masih terus bergolak karena ISIS agaknya tak takut pada kepemimpinan Maliki yang didukung Amerika dan sekutu-sekutunya. (kris)