JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- “Masih dendam kesumat”. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Selasa (24/11/2020), mengatakan menolak negosiasi baru dengan Negara Barat. Terlebih dengan Presiden AS Donald Trump dan sanksi-sanksinya.
“Kami pernah mencoba cara agar sanksi dicabut dan dinegosiasikan beberapa tahun, tetapi ini tidak membawa kami kemana-mana,” kata Khamenei dalam pernytaan keras terkait pengayaan Nuklir Iran dan Senjata Rudalnya.
- Eropa Kisruh Tentang Nuklir Iran
- Trump dan Macron Ingin Bahas Kisruh Nuklir Iran
- Ayatollah Ali Khamenei : Iran Tidak Negosiasi Dengan AS
Ia menambahkan : “Mereka ikut campur urusan daerah, mereka menyuruh kami untuk tidak ikut campur. Dan sementara Inggris dan Prancis memiliki rudal nuklir, mereka memberi tahu kami untuk tidak memiliki rudal. Apa hubungannya dengan Anda? Anda harus terlebih dahulu mengoreksi diri Anda sendiri.”
Seperti dietahui bahwa Presiden AS, Donald Trump membatalkan kesepakatan nuklir Iran pada 2018, dan Teheran menanggapinya dengan mengurangi kepatuhannya.
Namun seiring dengan kemenangan presiden terpilih AS, Joe Biden telah meningkatkan kemungkinan AS bergabung kembali dengan kesepakatan yang dicapai Iran dengan kekuatan dunia pada 2015 itu.
Di mana, sanksi dicabut sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir Iran.
Staf Biden mengatakan, akan memulihkan kesepakatan asalkan Iran kembali mematuhinya. Tetapi para diplomat dan analis juga mengatakan ini tidak mungkin terjadi dalam semalam, karena kedua pihak menginginkan komitmen tambahan.
Washington ingin Iran mengekang program rudal yang tidak tercakup dalam kesepakatan nuklir, dan mengurangi intervensinya di Timur Tengah.
Iran telah lama mengatakan tidak akan bernegosiasi mengenai rudal, dan tidak ada pembicaraan yang dapat dimulai kecuali Washington kembali ke perjanjian nuklir dan mencabut sanksi tanpa syarat. (reuters/mulia)