AS, CITRAINDONESIA.COM- Ketua Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), John William Ashe, secara tegas memuji kekuatan ekonomi baru alias negara emerging economies.
Menurutnya negara- negara menganut paham ekonomi terbuka itu telah terbukti memberikan kontribusi sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi secara global.
Salah satu negara yang ia puji di Asia adaha Tiongkok dan Jepang. “Negara itu telah  memainkan peranan utama dalam proses green development (pembangunan ekonomi hijau) di negara-negara berkembang,” tegasnya dalam jumpa pers seusai acara penutupan Ekspo Selatan-Selatan Global.
Namun John William Ashe, tidak secara eksplisit mengatakan berapa besar kontribusi negara emerging ekonomi itu terhadap perdagangan internasional.
Memang seperti diketahui, bahwa negara- negara industri maju dan berkembang ditekankan untuk menerapkan green economy, termauk Indonesia.
Jadi janganharap produk satu negara akan menembus market internasional jika masih menganut sistem pembabatan hutan atau yang merusak lingkungan hidup.
Sekedar diketahui, baru- baru ini Uni Eropa, juga mendesak negara berkembang untuk menerapkan sistem perdagangan kayu. Yaitu  seluruh kayu satu negara harus jelas identitasnya dan asalnya ketika masuk ke negara lain (ekspor).
Indonesia sendiri, melalui Menteri Kehutanan RI, menerbitkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (ISVLK). Berfungsi untuk memastikan produk kayu dan bahan bakunya diperoleh atau berasal dari sumber yang asal-usulnya dan pengelolaannya memenuhi aspek legalitas.
Kayu disebut legal bila asal-usul kayu, izin penebangan, sistem dan prosedur penebangan, pengangkutan, pengolahan, dan perdagangan atau pemindahtanganannya dapat dibuktikan memenuhi semua persyaratan legal yang berlaku. SVLK disusun bersama oleh sejumlah pihak (parapihak).
SVLK memuat standar, kriteria, indikator, verifier, metode verifikasi, dan norma penilaian yang disepakati parapihak. juga menerapkan sistem (ling/cri)