JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia karena terbukti kuat dalam menghadapi efek krisis ekonomi global.
“IKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive karena tidak tergantung pada pembiayaan yang bersumber pada luar negeri, tidak banyak kredit yang bermasalah dengan perbankan dan berorientasi pada ekspor. Ketika krisis keuangan terjadi, industri kreatif yang dimotori oleh IKM tidak terkena imbas besar dalam pembiayaan,†kata Direktur Jenderal (Dirjen) Kemenperin, Euis Saedah usai pembukaan pameran Indonesia dan Craft di Jakarta, Kamis (27/6/2013).
Menurut Euis, Industri kreatif memiliki target pasar nasional yang besar dengan potensi jumlah penduduk Indonesia.
“Untuk mengembangkan industri kreatif, pemerintah telah menerbitkan inpres nomor 6 2009 tentang pengembangan ekonomi kreatif sebagai dasar bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengembangkan 14 sektor ekonomi kreatif. Saat ini, kuliner telah masuk menjadi salah satu sub sektor industri kreatif,†paparnya.
Sedangkan sub sektor industri kreatif yang masuk ke dalam lingkup pembinaan Kemenperin, lanjut Euis, adalah Fesyen, kerajinan dan layanan komputer serta piranti lunak.
“Fesyen dan kerajinan merupakan subsektor yang dominan memberikan kontribusi ekonomi, baik dalam nilai tambah, tenaga kerja, jumlah perusahaan, dan ekspor. Nilai tambah yang dihasilkan sub sektor fesyen dan kerajinan sebesar 44,3% dan 24,8% dari total kontribusi sektor industri kreatif, dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 54,3% dan 31,13%, dan jumlah usaha sebesar 51,7% dan 35,7%,†ujarnya.
Euis menambahkan, setidaknya pertumbuhan industri kreatif perlu ditopang dengan perkuatan pilar ekonomi kreatif seperti peningkatan jumlah sumber daya manusia (SDM) kreatif yang berkualitas secara berkesinambungan dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Peningkatan SDM dilakukan dengan perbaikan kualitas lembaga pendidikan, pemberian penghargaan kepada insan kreatif, peningkatan jumlah entrepreneur kreatif dan pengakuan dunia internasioanl terhadap kualitas insan kreatif Indonesia. Selain itu, harus didukung dengan peningkatan daya tarik industri sub sektor industri kreatif yang menjadi lapangan usaha serta peningkatan efisiensi dan produktivitas,†ungkapnya. (iskandar)