JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim harga pangan telah turun 7,5% berkat penerapan sistem cutting (penurunan harga). Kementerian bahkan tengah mempertimbangkan penuruhan harga hingga 15%.
“Dari tingkat konsumen ingin adanya cutting sampai 20%, tapi ini perlu dipertimbangkan karena dapat merugikan petani dan peternak. Kalau konsumen sih tidak masalah, bahkan senang kalau harga selalu turun,” jelas Srie Agustina, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri kepada pers di Pasar Kelender, Jakarta Timur, Selasa (8/7/2014).
Ia menegaskan, jika ada yang mengatakan bahwa lonjakan harga akan terjadi hingga memasuki Lebaran, itu tidak benar, karena Kemendag terus melakukan cutting sampai harga kembali normal.
Sementara itu, benih atau barang impor juga disediakan, dan dalam waktu dekat Kemendag mengeluarkan regulasi tentang penataan pasokan unggas.
“Jadi, kita jaga stabilitas harga, sehingga meski naik, tapi naiknya jangan terlalu tinggi. Setiap minggu kita lakukan cutting supaya harga stabil dan tidak ada lagi istilah hanya peternak dan pedagang yang diuntungkan, sementara konsumen dirugikan,” imbuhnya.
Data yang dibeberkan Srie memperlihatkan, harga daging ayam sudah turun karena sebelum masuk puasa, komoditi ini dijual Rp30.000/kg, namun sekarang Rp28.000/kg. Kemendag berharap, kalau pun saat lebaran naik lagi, harganya kembali menjadi Rp30.000an/kg, sehingga peternak dapat diuntungkan dan Harga Pokok Penjualan (HPP) lebih baik.
Daging sapi, berdasarkan hasil pemantauan Kemendag di Jabodetabek, dijual antara Rp90.000-Rp95.000/kg. Di Pasar Klender sendiri, komoditi ini dijual dengan harga Rp90.000/kg, dan di sentra penghasil komiditi ini, harganya berkisar Rp75.000-Rp80.000/kg.
Namun demikian, kata Srie, di Lampung harga daging sapi mencapai Rp110.000/kg. (pemi)