BATAM, CITRAINDONESIA.COM- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Zarefriadi, mengungkapkan bahwa usaha sektor industri kecil dan perdagangan baik itu ritel modern dan penjualan langsung dan tidak langsung di Kota Batam kini sedang menggeliat. Bahkan hebatnya, mereka itu sudah ekspor ke negara jiran Malaysia dan Singapura.
‘Industri kecil sedang bersemangat karena didukung oleh Perdagangan. Diharapkan semua masyarakat mendorong pengusaha kita yang sungguh – sungguh ingin berusaha untuk menuju pasar internasional’, ujar Zarefriadi, dalam sambutannya pada acara Temu Usaha di Bidang Distribusi Tidak Langsung diselenggarakan Direktorat Bina Usaha Ditjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) dan Pelaku Distribusi di Hotel Aston, Batam, Jumat siang (9/11/2018).
- Kawal Perpres Ritel Modern, IKAPPI Siap Kepung Istana
- Mendag : Diskon Belanja Hingga 72 Persen Songsong HUT RI Ke-72
Sekedar informasi, acara dihadiri sekitar 50an orang pelaku usaha ini dibuka secara resmi oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Tjahya Widyanti, dan dihadiri Staf Khusus Menteri Perdagangan, Radik. Sedangkan pembicara yakni Dirjen Perlindungan Konsumen dan tertib Niaga, Kemendag RI, Veri Anggrijono dan Direktur Bina Usaha Kemendag, I Gusti Ketut Astawa, sementara moderator adalah Ojak Simon Manurung, Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, Ditjen PKTN, Kemendag RI.

Acaranya cukup menarik dan membuat para pelaku usaha tampak khusus mendengarkan pemaparan para nara sumber yang memang sangat mahir di bidangnya masing- masing.
Pada kesempata itu, Zarefriadi juga memuji para pelaku usaha kecil di kota Batam yang cukup kreatif. Rata- rata sudah ekspor ke Malaysia dan Singapura walau volumenya masih kecil- kecilan. Dan yang lebih unik lagi, mereka yang hadir mayoritas kaum Hawa atau entrepreneur perempuan.
‘Sebelumnya sudah masuk (ekspor) ke Malaysia dan Singapura karena dekat. Masyarakat kecil langsung jual ke Singapura. Nanti sore jual- dapat duit 100 dolar. Ini penjualannya langsung, tanpa izin, tapi kalau ketangkap gimana? Tapi ini bahagian dari bagaimana kita tingkatkan pertumbuhan ekonomi dari batam’, ujar Zarefriadi, seraya menggambarkan geliat bisnis terkini di kotanya itu.
Dia melanjutkan: ‘Tapi kemudian Singapura packing (barang ekspor ukm dari Batam) jadi produksi mereka (Singapura). Tapi ketika perdagangan lesu, industri jadi pedagang. Batam tersanjung kalau bapak Dirjen dan Ibu Dirjen seminggu sekali di sini, tapi sebulan sekali juga ok?’, pinta Zarefriadi yang menyanjung Dirjen PKTN Veri Anggrijono dan Dirjen PDN Tjahya Widyanti.
Sementara itu Tjahja Widyanti mengatakan : ‘Acara penjualan langsung dan tidak langsung ini adalah penting. Karena Batam ini daerah bebas (ftz). Kita tahu antara peritel dan suplayer tak bisa dipisahkan satu sama lain. Ibarat suami – istri. Kalau ditinggal sehari saja- tak bisa tidur. Seperti seorang ibu- seorang istri- seorang nenek- saya rasakan itu’, ujarnya menggambarkan bahwa ritel tak bisa hidup tanpa suplayer- dan sebaliknya.
Dia juga mengungkapkan bahwa kasus suplayer dan ritel sering terjadi. Di dalam regelulasinya, Perpres No.112 yang juga ditindaklanjuti dengan Permendag No.56, bagaimana kemitraan UKM dengan ritel modern berjalan baik, dan bahkan penggunaan produk dalam negeri sudah diatur.
‘Jadi sesuai amanat Pak Presiden Jokowi, ada tiga hal harus dilakukan. Yakni, menjaga ketersediaan pangan terutama bahan pokok, penggunaan Produk Dalam Negeri, menjaga keteriadaan pangan dan meningkatkan ekspor non migas. Dan Batam sama dengan Pontianak. Siapa punya barang yang ada di sini. Nah di kucing tidak ada disana ritel, tapi barang ada di pasaran. Jadi harus kita jaga ketersediaan bahan pokok di perbatasan. Negara harus hadir di situ, kita harus jaga pemerataan ekonomi, ini tak cuma tugas perdagangan. Klo Batam masih kota besar. Juga menyerap produk setempat.
Tjahja juga mebeberkan bahwa tengah membesut pilot project-nya. ‘Kita pinya pilot ptoject membangun 500 mini market tahun ini, bukan cuma pisik. Tapi ritel ini harus membantu ritel konvensional agar bisa melakukan kegiatan menyerupai apa yang dilakukan ritel modern. Bulan Mei Bapak Presiden (Jokowi) meresmikan 5 ritel modern yang bekerjasama dengan ritel besar untuk membantu memasok barangnya. Dan harga barangnya bisa di bawah harga biasanya. Ritel modern wajib bermitra supaya membantu warung kecil. Nah ini bentuk kemitraan modern dan pedagang kecil dan suplayer. Tetapi kami belum dapat menjamah 100 persen peraturan ini. Tapi kami sudah kerjasama dengan KPPU, juga kami kerjasama dengan PKTN untuk tertib niaganya’, beber Tjahja. (olo)