JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Kasus penculikan sejumlah aktivis prodemokrasi tahun 1998 masih menyiasakan sejumlah persoalan. Pasalnya kasus ini ga juga bisa dituntaskan pemerintah dari bumi pertiwi ini.
Kabinet sudah gonta- ganti. Peristiwa yang menurunkan mantan Presiden Soeharto itu sudah berganti ke kabinet mantan Presiden BJ Habibie, kemudian Gus Dur, lalu ke Megawati Soekarnoputri, dan kini Presiden SBY.
Tapi harapan rakyat khususnya para keluarga korban penculikan yang sebagian mati dan sebagaian tidak pulang- pulang hingga sekarang itu tak kunjung terselesaikan pemerintah. Ironis menang.
Kini muncul lagi masalah. Adalah Payam Siahaan, ayah dari Ucok Munandar yang juga korban penculikan Mei 1998. Ia datang bersama para keluarga korban dan mengadakan konfrensi pers di  Bakoel Coffee, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Senin (23/6/2014).
Payam Simanjuntak berujar “Penculikan 98 saya menduga dilakukan oleh Prabowo. Dalam sidang tim mawar (diduga sebuah tim khusus kopassus) menyatakan telah menculik,” ungkap Siahaan dalam jumpa pers itu.
Pun Ketua Federasi Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) Mugiyanto, menimpali Payam Siahaan. Menurutnya  Prabowo lah terlibat peristiwa Mei 1998 itu.
Maka itu Mugiyanto mengklaim bahwa Prabowo dalam kampanye- kampanye Pilpres ini telah dengan sengaja melakukan kebohongan publik. Dan seakan- akan tidak terlibat dalam penculikan para aktivis tersebut.
“Prabowo bilang enggak tahu keberadaan 13 orang yang hilang. karena ia (Prabowo) mengaku cuma menangkap 9 orang, Â dan sudah dibebaskan. Itu bohong,” pungkasnya.
“Karena mereka bertemu di tempat yang sama. Dan berbicara. Logikanya enggak mungkin Tim Mawar gak tahu,” tambahnya.
Namun sebelumnya dalam berbagai kesempatan, Capres Prabowo mengatakan dirinya tidak terlibat. Dan dirinya juga mengakatan atas kasus 1998 itu dirinya sudah menerima hukuman dengan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya sebagai ABRI ketika itu berpangkat Letjen. (friz)
Â