JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Ketergantungan Indonesia pada impor bawang putih membuat bawang putih lokal belum mampu bersaing dengan komoditi yang sama dari Tiongkok dan Singapura.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim, Kamis (19/6/2014), mengatakan, karakteristik bawang putih lokal bukan digunakan untuk keperluan bumbu dapur, melainkan untuk bahan baku obat dan jamu tradisional.
“Aroma dan cita rasa produk bawang putih nasional sudah mengalami pergeseran. Sekarang ini lebih cocok untuk bahan jamu dan obat,” katanya.
Ia menyebutkan sebabnya, yakni perubahan iklim. Jika 16 tahun lalu iklim di wilayah penghasil bawang putih lebih dingin, sekarang jauh lebih hangat. Bawang putih dapat tumbuh saat musim salju datang, sementara kondisi ini yang tidak ada di Indonesia.
Padahal proses vernalisasi atau pembentukan bunga saat musim salju yang membentuk sempurnanya bawang putih. Artinya, tanaman ini harus melewati musim salju dengan suhu ekstrem supaya bisa berproduksi.
Meski begitu, sebenarnya bukan tidak mungkin bawang putih bisa diproduksi di Indonesia. Asalkan ditanam di ketinggian 1.000 mdpl (meter diatas permukaan laut).
Tahun ini, kebutuhan bawang putih mencapai 400.000 ton. Sebanyak 95% dipenuhi dari impor dan sisanya dari kebutuhan nasional. (friz)