TOKYO, CITRAINDONESIA.COM- Jepang berisiko kehilangan posisi sebagai negara kreditor terbesar dunia.
Pasalnya, negara Matahari Terbit itu mengalami penurunan jumlah simpanan, sehingga tidak cukup untuk menutupi utang publik yang membengkak.
Seperti dilansir Bloomberg, Selasa (10/6/2014), menurut survei, surplus transaksi berjalan yang selalu mendorong posisi aset bersih Jepang menjadi yang terbesar di dunia sejak 1991, kini mulai berbalik.
Menurut 10 dari 16 ekonom yang diwawancarai Bloomberg, sembilan di antaranya mereka memproyeksikan bahwa Jeppang akan mengalmi defisit berkelanjutan pada akhir 2020.
Pada 2013, aset bersih Jepang senilai 325 triliun yen, sementara Tiongkok berada di posisi kedua dengan aset 208 triliun yen.
Ketika populasi usia tua membuat simpanan Jepang berkurang, negeri Sakura itu akan menjadi lebih bergantung pada kreditor luar negeri untuk membiayai defisit anggaran dan mengelola beban utang.
“Peralihan ke defisit transaksi berjalan bisa mengarah pada peningkatan dalam imbal beli obligasi pada saat investor mengkaji kembali prospek negara itu,” jelas Bloomberg.
Selain hal tersebut, peningkatan imbal beli obligasi akan memuluskan jalan bagi Tiongkok untuk mengalahkan kembali negara lain sebagai kreditor terbesar dunia.
“Peluang China untuk mengalahkan Jepang pada awal 2020 dalam hal jumlah aset bersih di luar negeri, menjadi besar,†ujar Hidenori Suezawa, analis pasar keuangan dari SMBC Nikko Securities Inc. (friz)