JEPANG, CITRAINDONESIA.COM- Ratusan penerbangan dibatalkan dari dan ke Jepang karena negara akan dihajar badai topan kuat, hujan, banjir dan angin cepat 180km / h (110mph). Topan Jongdari (atau “skylark” dalam bahasa Korea), diperkirakan akan mendarat di pulau utama negara itu, Honshu, Sabtu malam atau awal hari Minggu (29/7/2018).
Badai datang kurang dari sebulan setelah banjir menewaskan lebih dari 200 orang, dan kemudian gelombang panas menyebabkan puluhan orang tewas. Badan Meteorologi Jepang mengatakan kepada penduduk setempat untuk siap mengungsi.
Pada 20:40 waktu setempat (11:40 GMT) kategori 1 Jongdari terletak sekitar 200 KM selatan Tokyo dan diperkirakan akan membuat pendaratan dekat dengan kota Nagoya.
Lebih dari delapan juta orang diperintahkan untuk meninggalkan rumah mereka pada bulan Juli ketika hujan deras melihat sungai-sungai meluap, tetapi beberapa orang terperangkap setelah gagal mematuhi perintah tersebut. Kritik mengatakan peringatan resmi datang terlambat.
‘Kami khawatir orang-orang mungkin tidak dapat mengungsi karena angin kencang atau banjir memblokir rute evakuasi. Saya ingin orang-orang mengungsi terlebih dahulu sehingga mereka dapat menyelamatkan nyawa mereka’, kata Gubernur Hiroshima, Hidehiko Yuzaki dilansir bbc, Sabtu (28/7/2018).
Penasihat evakuasi telah dikeluarkan untuk 36.400 orang di kota Shobara barat, dan 6.300 di kota Kure, laporan media Jepang.
‘Pukulan ganda’
Daerah yang paling parah terkena banjir adalah Okayama, Hiroshima dan Yamaguchi, di wilayah Chugoku, dan lebih dari 4.000 orang yang selamat masih tinggal di tempat penampungan sementara di sana.
Beberapa prefektur yang terkena longsor dan banjir sekarang bisa berada di jalur topan saat bergerak ke barat melintasi Jepang. Simbol topan menandai di mana data pelacakan dari tropicalstormrisk.com menunjukkan badai akan membuat pendaratan
‘Kami sepenuhnya siap 24 jam sehari untuk mengevakuasi warga. Kami memberi perhatian khusus pada daerah-daerah di mana pemulihan tebing sungai sedang berlangsung karena akan menjadi hujan lebat pertama sejak bencana. Ini akan menangani pukulan ganda. Kami benar-benar khawatir’, kata seorang pria Okayama kepada stasiun televisi umum Jepang NHK. (caca)