JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- The Jakarta Post terancam diadukan ke Dewas Pers dan ke polisi akibat penerbitan karikatur pada edisi 3 Juli 2014 yang dinilai menghina dan merendahkan Islam.
Menurut data yang dihimpun, Selasa (8/7/2014), salah satu ormas yang telah menyatakan akan melaporkan harian berbahasa Inggris tersebut adalah Palestine Liberation Indonesian (PLI).
“Kami mendesak The Jakarta Post tak hanya minta maaf secara terbuka, namun kami juga berencana untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Kami sudah membaca penjelasan The Jakarta Post (soal penerbitan karikatur tersebut), namun kami tidak puas, karena dimana etika jurnalistiknya? Jelas ini tidak menghargai Islam,” tegas Ketua PLI Taufik Kadafik Namakule melalui rilis yang disebarkan kepada media.
Ketua DPR yang juga politikus Partai Demokrat, Marzuki Alie, bahkan mengajak semua yang peduli dengan keberagaman, agar melaporkan kepada Dewan Pers.
“Saya siap secara pribadi ikut tanda tangan,” tegas Marzuki, di Jakarta, Selasa (8/7/2014).
Hal senada diungkapkan Wakil Ketum PAN Drajad H Wibowo. Dia mengatakan, tindakan Jakarta Post sudah tidak bisa ditoleransi. Bahkan, sudah di luar batas kewajaran.
“Tuntut Jakarta Post minta maaf. Ormas-ormas Islam harus melaporkan Jakarta Post ke Dewan Pers dan Polri sekaligus. Karena hal ini sudah crossing the line,” kata Drajad.
Sementara itu, ekonom yang juga aktivis Muslim Ihsanudin Noorsy mengaku heran dengan sikap Jakarta Post yang menerbitkan karikatur itu. Bagi dia, Indonesia tidak seperti yang digambarkan Jakarta Post.
“Kita kehilangan sikap saling hormat dan menghargai. Maka saya pernah bertanya, ini Indonesia ya? Betapa ibanya the founding fathers melihat ini semua,” tandasnya.
Ulama Mengecam
Ketua Majelis Fatwa PP Mathlaul Anwar, Teuku Zulkarnain, mengecam keras dimuatnya karikatur di surat kabar Jakarta Post. Ia menegaskan karikatur itu telah melecehkan umat Islam.
“Ini sudah sangat melecehkan dan menghina Islam. Mereka menyamakan Islam dengan orang-orang kejam dan tidak berperikemanusiaan,” ujarnya.
Ia menegaskan, ini tidak bisa dibiarkan karena Majelis Fatwa tidak mau Islam menjadi sasaran penghinaan.
“Selama Pilpres ini, sudah sering kelompok Capres tertentu menghina Islam, mulai dari munculnya gambar Gallery of Rogues yang dilakukan oleh Wimar Witoelar, dan sekarang Jakarta Post. Jangan jadikan agama Islam sebagai sasaran penghinaan hanya karena masalah perbedaan politik dan sebagainya,” tandasnya.
Seperti diketahui, dalam kartun yang dimuat harian Jakarta Post, ditampilkan gambar seorang komandan kelompok penjuang yang tengah menaikan bendera jolly roger (bendera hitam bergambar tengkorak khas bajak laut) bertulisan kalimat tauhid “Laa Ilaha Illallah†dan di dalam tengkorak dituliskan kata “Allah†serta “Muhammadâ€.
Tidak jauh dari gambar tersebut, terdapat gambar seorang pejuang siap mengeksekusi lima orang tawanan. (man)