PALESTINA, CITRAINDONESIA.COM- ‘Ampunnn’. Parlemen Israel meloloskan peraturan menyetop negara Palestina menyalurkan dana bantuan kepada sejumlah keluarganya ditahan atau dibunuh pasukan Israel.
Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman mendukung peraturan ini. ‘Perang melawan terorisme, keluarga mereka dan Mahmoud Abbas (Presiden Otorita Palestina)’, katanya melalui bbc melaporkan, Kamis (5/7/2018).

Undang-undang ‘negara biada’ tersebut membekukan US$130 juta atau Rp1,8 triliun pajak atas nama Otoritas Palestina (PA) setiap bulan. Itu artinya negara zionis ‘neraka’ itu akan mematikan warga negara Palestina itu secara perlahan- lahan.
Anggota parlemen pendukung aturan ini juga mengatakan pembayaran tersebut ‘pada dasarnya pernyataan dukungan terhadap para teroris’, ujarnya menuduh warga Palestina.
Tetapi PA menyatakan peraturan baru ini adalah untuk kesejahteraan para tahanan. PA biasa salurkan dana US$330 juta atau Rp4,7 triliun setiap tahun – sekitar 7 persen membayar gaji dan tunjangan program ini.
Tetapi kepala juru runding Palestina, Saeb Erekat mengutuk apa yang dia sebut sebagai sebuah “keputusan sangat berbahaya yang dapat dipandang sebagai penolakan terhadap Otorita Palestina dan adalah suatu perompakan dan pencurian”.
Menteri Urusan Tawanan PA, Issa Qaraqeh, sementara itu menegaskan pembayaran tetap akan dilakukan.
‘Ketika kami menandatangani Kesepakatan Oslo, sudah jelas bagi Israel bahwa Otorita Palestina membayar para keluarga ini dan mereka tidak pernah menolak’, katanya kepada AP.
‘Sekarang mereka menimbulkan masalah hanya untuk mencegah mengatasi masalah sebenarnya, yang berasal dari pendudukan militer Israel dan pendirian pemukiman di tanah kami, bukannya dana kesejahteraan masyarakat untuk keluarga yang kehilangan sumber kehidupan’, tambahnya.
Pada bulan Maret, Kongres AS sepakat aturan sama, Taylor Force Act, stop sementara bantuan AS kepada PA sampai pihak otorita tidak lagi membayar para tahanan dan keluarga mereka. Peraturan tersebut atas nama warga AS yang terbunuh serangan Palestina ke Israel tahun 2016. (oca)