BAGHDAD, CITRAINDONESIA.COM- Kelompok militan Islamic State of Iraq ande Sham (ISIS) dituduh merekrut anak-anak untuk mengemban misi-misi berbahaya, baik perang dan bunuh diri.
Seperti dikutip ITV, Senin (23/6/2014), berdasarkan penyelidikan Human Rights Watch (HRW), kelompok ini berhasil mendokumentasikan 25 anak dan mantan prajurit anak-anak di Suriah. Mereka menemukan anak-anak itu direkrut dengan alih-alih program sekolah.
Beberapa anak yang diwawancara oleh HRW menunjukkan, mereka dilatih sebagai penembak jitu atau sniper. Mereka juga ada yang ditugaskan untuk membawa kebutuhan logistik perang ke medan pertempuran, bahkan melakukan aksi bom bunuh diri.
“Bersama ISIS, anak-anak ini juga harus membela kelompok seperti Free Syrian Army dan Jabhat al Nusra,” jelas HRW dan satu pernyataannya.
Belum diketahui apakah anak-anak yang telah direkrut, ada yang tewas saat mengemban misi mereka. Namun HRW memperkirakan sekitar 194 bocah laki-laki tewas dalam pertempuran di Suriah sejak September 2011.
Juga belum diketahui apakah ISIS melibatkan anak-anak dalam pertempuran mereka di Irak. Namun yang pasti, gerakan ISIS di Irak yang bertujuan menggulingkan pemerintahan, memicu perang sektarian antara Sunni dan Syiah, karena ISIS merupakan kelompok militan dari kalangan Sunni, sementara perdana menteri Irak saat ini, Nouri al-Maliki, berasal dari aliran Syiah.
ISIS memberontak karena menganggap al-Maliki telah bertindak tidak adil.
Selama pergerakan mereka menuju Baghdad, ISIS menguasai kota-kota yang dihuni mayoritas penduduk Syiah, termasuk Mosul dan Tikrit, dan menyerang ladang-ladang minyak.
Presiden AS Barack Obama telah bereaksi keras atas gerakan ISIS ini dan berencana mengirimkan 300 penasihat militer untuk membantu al-Maliki melumpuhkan organisasi yang juga dikenal dengan sebutan ISIL (Islamic State of Iraq and The Levant) tersebut. (kris)