JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperbanyak induk dan benih ikan untuk mengantisipasi dampak fenomena alam El Nino yang berpotensi menurunkan tingkat produksi benih.
“Tapi sebetulnya ada atau tidak ada El Nino, kami tetap mengantisipasi dengan memperbanyak induk dan benih ikan untuk keperluan budidaya,” ujar Slamet Soebjakto, Dirjen Perikanan Budidaya KKP, di Kantornya, Jumat (11/7/2014).
Seperti diketahui, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, El Nino akan mulai menerjang Indonesia pada Juni atau Juli, dan berlanjut hingga 2015 mendatang.
El Nino merupakan fenomena alam dimana suhu muka air laut meningkat secara ekstrim, sehingga memicu kemarau serta kekeringan parah seperti yang pernah terjadi pada 1997. Kala itu, cuaca panas membuat 2,12 juta hektar hutan dan lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan, terbakar.
Slamet mengatakan, pada Juni dan Juli ini hujan tetap turun, namun KKP tetap mewaspadai kedatangan El Nino.
Selain memperbanyak induk atau benih di panti-panti perbenihan, langkah antisipasi jangka pendek yang dilakukan KKP untuk mengantisipasi dampak El Nino adalah menerapkan teknologi re-sirkulasi untuk pengondisian air, sehingga ketika fenomena alam itu datang, suhu air di panti-panti perbenihan tetap stabil, juga kadar keasamannya (ph).
“Selama ini cara re-sirkulasi atau close system di darat efektif. Kalau untuk budidaya di air payau, perbenihan harus kuat. Keperluan benih tahun ini untuk semua komoditas seperti patin, lele, nila, udang dan lain sebagainya, sekitar 70 miliar,” jelas Slamet.
Kemunculan El Nino membuat KKP menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan dan Pembudidaya. PP tersebut juga mengatur tentang buffer untuk pendanaan, sehingga ketika cuaca buruk, nelayan dan petambak tetap dapat menjalankan usahanya.
“PP ini bersifat affirmative policy yang berpihak kepada nelayan dan pembudidaya ikan kecil. Dengan PP ini, mereka mendapatkan kemudahan karena mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pendanaan,” jelas Sekjen KKP Sjarief Widjaja. (pemi)