JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan formasi kabinet baru untuk membatu dirinya melewati sejumlah agenda kenegaraan di negeri jiran itu.
Surat kabar the Star melaporkan, kabinetnya itu terdiri dari campuran teknokrat dan wakil-wakil dari masyarakat sipil, yang akan memberikan pengalaman berharga dari luar pemerintah, serta susunan menteri-menteri yang sudah berpengalaman dan wajah-wajah muda.
“Kabinet ini juga terdiri dari beragam etnis yang ada di Malaysia,” kata Najib.
Wajah-wajah baru ini, terdiri dari pegiat anti-korupsi dan presiden transparansi internasional (Malaysia) Paul Low yang akan menjadi menteri di Kantor Perdana Menteri, lalu P. Waytha Moorthy yakni seorang pegiat hak asasi manusia dan Ketua Hindraf, sebuah LSM yang mengkampanyekan persamaan hak bagi warga keturunan India dan akan menjadi wakil menteri di Kantor Perdana Menteri.
Abdul Wahid Omar, presiden dan pemimpin dari Maybank, satu dari lima bank terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah nasabah sebanyak 22 juta. Abdul akan menjadi menteri di Kantor Perdana Menteri.
Sementara Khairy Jamaluddin (37 tahun) yang kembali terpilih menjadi anggota parlemen Kota Rembau, di mana dia mendapat mayoritas suara yakni tiga kali lipat lebih dari 18.000 suara. Dia akan menjadi Menteri urusan Pemuda dan Olahraga.
Abdul Rahman Dahlan, terpilih menjadi anggota parlemem untuk Kota Belud di Negara Bagian Sabah. Dia akan memimpin Departemen Kesejahteraan untuk Perkotaan Baru, Perumahan dan Pemerintah daerah.
“Kabinet baru ini akan bertanggung jawab untuk memberikan transformasi di Malaysia dan akan meneruskan reformasi ekonomi dan politik yang sudah mulai sejak empat tahun lalu,” ucap Najib.
Najib menjelaskan para menteri baru ini nantinya akan memberikan ketenangan dan pengalaman serta semangat ide-ide baru di pemerintahan. Menurutnya, hal ini menjadi landasan dalam undang-undang anti-korupsi dan hak asasi manusia serta penghargaan untuk dinamisme di sektor swasta.
“Selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun, kami telah terbuka untuk masyarakat Malaysia. Sekarang adalah waktunya bagi kita semua, baik di dalam pemerintahan dan seterusnya, untuk menempatkan kepahitan dan kebencian di belakang dan bekerja menuju rekonsiliasi nasional dan persatuan,” tegas dia. (ling)