JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Memenuhi kebutuhan masyarakat, Indonesia masih harus importasi Daging da Sapi hidup pada 2014 ini.
Meski begitu, berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Karantina Kementerian Pertanian sampai tahun 2012 lalu baik sapi maupun daging sapi yang masuk terus mengalami penurunan.
Tercatat pada 2010 sapi hidup yang masuk pemeriksaan di karantina total ada 648.219 ekor. Sedangkan 2011 menurun menjadi 470.451 ekor dan 2012 lalu ada 301.851 ekor. Sementara untuk data 2013 ini masih belum ada data resmi karena masih dalam proses penghitungan.
Hal serupa juga terjadi pada importasi daging sapi. Pada 2012 tercatat 41.147.995 kg daging sapi dari australia, new zealang prancis singapura dan amerika. Angka tersebut menurun sekitar 50% dari data 2011 di angka 84.717.000 kg sementara pada 2010 impor daging mencapai 119.074..895 kg.
“Jumlah tersebut merupakan data tahunan berdasarkan laporan yang masuk dari berbagai balai karantina. Sampai saat yang kami punya hingga 2012, untuk data yang 2013 masih dalam proses,” ujar Wulan, salah satu staf Humas di Badan Karantina Kementan kepada CITRAINDONESIA.COM, Senin (6/1/2014).
Sementara itu, saat ditanyai mengenai total nilai impor sapi setiap tahunnya, Badan Karantina mengungkapkan kalau pihaknya tidak mengurusi hal tersebut.
“Data di karantina memang tidak ada nilai impornya, mungkin ada di instansi yang menangani ekspor-impor,” ungkap Riko, salah satu staff Humas Barantan yang lain.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pertanian Suswono beberapa waktu lalu mengungkapkan kemungkinan besar importasi sapi dan daging sapi akan tetap terjadi pada 2014 ini. Hal tersebut dibutuhkan karena kemungkinan akan terus terjadi peningkatan kebutuhan di masyarakat.
“Untuk daging sapi kita berharap impor tidak lebih dari 10 persen dari kebutuhan, tapi memang ada kecenderungan konsumsi daging sapi meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan perkapita, hal itu yang perlu di antisipasi. Intinya kalau terjadi kekurangan tidak masalah impor tapi hanya untuk menutup kekurangan dalam negeri,” jelas Suswono di Jakarta. (rivan)