
JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Menurut pengusaha, total cadangan devisa negara kita paling sebesar US$ 200 miliar mendukung program ekspor ke depan.
Biar tahu aja, data Bank Indonesia (BI) total devisa negara per Oktober 2013 hanya sebesar US$ 96.996 miliar.
“Sejatinya pemerintah memang menggenjot total devisa negara kita hingga mencapai US$ 200 miliar untuk mendukung pertumbuhan volume ekspor kita ke depan,” ujar Dian Hamidjaja, seorang pengusaha saat ditemui di perhelatan acara konfrensi sawit di Bandung, Kamis (28/11/2013).
Ia mengatakan, perlambatan ekonomi yang sekarang harus menjadi perhatian pemerintah. “Untuk ekspor harga dolar AS tinggi memang menguntungkan.
Tetapi pada saat yang sama kita kesulitan membeli bahan baku produksi, pengusaha jadi panik. Harga bahan baku di luar tinggi. Gimana mau belinya- dari mana uangnya. Indonesia ketergantungan impor bahan baku.
“Jadi kalau bisa, depresiasinya jangan terlalu jomplang. Karena itu, pemerintah dan BI harus terus mengamati pergerakan ekonomi global. Begitu juga kebijakan moneternya dan stabilisasi harga kebutuhan sehingga kita tidak inflasi. Terlebih BI kemarin sudah menetapkan BI rate (suku bunga acuan 7,5%).
Sebelumya, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,5 – 7% tahun ini.
Namun kini, menurut Presiden SBY Indonesia tumbuh sekitar 5,7%.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat tapi kita patut bersyukur karena ekonomi kita masih tumbuh 5,7 persen,†kata Presiden SBY.
Rasio utang dengan PDB, lanjut SBY, dijaga dalam batasan normal. Defisit ABPN juga akan dijaga dilevel 1,6 persen pada 2014. “Secara umum perekonomian masih baik,” jelas Presiden SBY. (friz)