SURIAH, CITRAINDONSIA.COM- Kelompok militan Hisbullah di Libanon mengatakan Suriah akan memasok senjata yang ‘mengubah perang’ untuk kelompok itu.
Pemimpinnya, Hassan Nasrallah, mengatakan senjata baru yang akan diberikan itu untuk menanggapi Klik serangan udara Israel atasKlik dugaan pengiriman senjata dari Suriah Klik ke Hisbullah.
“Suriah akan memberikan kelompok perlawanan senjata khusus yang belum pernah dimiliki sebelumnya. Maksud kami adalah senjata yang ‘mengubah perang,” tuturnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (10/05/2013).
Nasrallah juga mengatakan mereka akan membantu Klik Suriah untuk mengusir Israel ke luar dari Dataran Tinggi Golan.
“Kami, perlawanan Libanon, menyatakan akan berdiri bersama perlawanan rakyat Suriah dan memberikan dukungan materi serta moral maupun bekerja sama dan berkoordinasi untuk membebaskan Dataran Tinggi Golan,” tambahnya.
Dataran tinggi itu direbut Israel dari Surih dalam perang tahun 1967.
Hisbullah dan Israel terlibat perang pada tahun 2006 dan pemerintah Israel menegaskan tidak akan membiarkan kelompok militan tersebut meningkatkan persenjataannya.
Israel juga sudah menyatakan akan melakukan serangan udara untuk pengiriman senjata berikutnya ke Hisbullah.
Seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan Hisbullah memiliki puluhan ribu roket namun sebagian besar merupakan roket yang tidak bisa dikendalikan.
Pengiriman senjata yang menjadi sasaran serangan udara Israel dilaporkan mencakup roket terkendali.
Dalam perkembangan lain, Menteri Luar Negeri Klik Amerika Serikat -yang sedang berkunjung ke Roma, Italia- mengatakan pemberian sistem pertahanan rudal dari Klik Rusia ke Suriah akan menjadi faktor yang mengganggu stabilitas keamanan Israel.
“Saya kira kami membuat amat jelas bahwa kami lebih suka Rusia tidak memberikan bantuan seperti itu,” tutur John Kerry.
Dia juga mengatakan tidak melihat peran bagi Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dalam pemerintahan transisi negara itu.
“Sama sekali tidak ada orang di sini yang yakin bahwa oposisi akan memberikan persetujuan kepada Presiden Assad untuk menjalankan pemerintahan (transisi) itu.”
Sebelumnya pemerintah Suriah menyambut baik rencana konferensi internasional untuk menyelesaikan konflik Suriah yang diusulkan Amerika Serikat dan Rusia.
PBB memperkirakan sejak konflik Suriah memanas sekitar dua tahun lalu, sudah jatuh korban sekitar 70.000 jiwa sementara dan Klik lebih dari satu juta warga mengungsi dari Suriah. (fid)