LIBANON, CITRAINDONESIA.COM- Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Beirut, Lebanon, membantah kabar yang beredar di media-media di negara itu, juga di media sosial, bahwa AS merupakan otak di balik berdirinya Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Seperti dikutip Republika Online dari Upi.com, Minggu (10/8/2014), Kedubes melalui akun Twitter dan Facebook, menyatakan bahwa tuduhan itu salah.
“Setiap anjuran bahwa Amerika Serikat pernah mempertimbangkan mengakui Islamic State of Iraq and Levant (ISIL, nama lain ISIS), atau memiliki peran dalam penciptaannya, sudah terbukti salah. ISIS tidak lain sebuah organisasi teroris. Dugaan yang beredar di Lebanon adalah palsu.”
Media-media di Lebanon melaporkan, mantan menteri luar negeri AS, Hillary Clinton, dalam memoarnya yang berjudul ‘Hard Choice’ mengakui bahwa AS menciptakan Islamic State (IS) dan berencana mengakui kehadirannya.
IS merupakan nama lain ISIS setelah kelompok militan tersebut mendirikan khilafah Islam atau Negara Islam, karena setelah mendirikan negara yang diklaim meliputi Irak dan Suriah tersebut, ISIS memenggal namanya menjadi IS saja.
Kedubes AS di Libanon mengklaim, buku yang diterbitkan Hillary tidak memiliki referensi apa pun tentang keterlibatan AS dalam penciptaan ISIS atau berencana untuk mengakuinya sebagai organisasi yang sah.
Laporan media menyebutkan, AS menghentikan rencana mereka tersebut setelah terjadi revolusi di Mesir dan kebijakannya mengutuk gerakan Ikhwanul Muslimin.