JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Ketua DPD Partai Gerindra, M Taufik, meminta KPUD DKI Jakarta menggelar pemilu ulang di seluruh TPS di DKI.
Pasalnya, diduga telah terjadi pengerahan massa secara besar-besaran oleh pasangan capres tertentu pada hari pencoblosan pada 9 Juli 2014 silam.
“Banyak bukti yang kita dapat kalau pengerahan massa itu memang ada, karena di hampir semua TPS di Jakarta terjadi selisih antara jumlah pemilih dengan jumlah DPT,” jelas Taufik dalam acara dialog di TV One, Selasa (15/7/2014).
Ia menjelaskan, pengerahan massa itu diketahui karena pada hari pencoblosan banyak warga yang datang tanpa dibekali formulir A5, dan hanya membawa KTP yang di antaranya bahkan bukan KTP Jakarta, melainkan KTP Jember bahkan Maluku. Namun diizinkan memilih oleh PPS (Panitia Pemungutan Suara).
Ia menyebut, selisih antara DPT dengan jumlah pemilih rata-rata mencapai 40 orang.
“Karena itu klami mendesak KPUD DKI agar melakukan pemilihan ulang,” tegasnya.
Sementara itu di media sosial Twitter tersebar informasi bahwa jumlah pemilih Pilpres di DKI yang menggunakan KTP non Jakarta mencapai lebih dari 100.000 orang.
Para “pemilih siluman” itu menyerbu TPS-TPS di kawasan pecinan, dan di antara mereka banyak yang tidak dapat berbahasa Indonesia, namun lancar berbahasa Melayu, sehingga muncul dugaan kalau “pemilih siluman” tersebut dimobilisir dari Malaysia atau Singapura.
Belum ada penjelasan resmi dari KPUD soal ini. (raf)