JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Geliat ekspor komoditas pangan Halal Indonesia, kian meningkat menyusul upaya keras pemerintah Pusat- Daerah, pengusaha dan petani.
‘Keunggulan Halal dari kita juga dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk ekspor produk peternakan ke wilayah tersebut dan negara muslim lainnya’, Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Ketut Kariyasa, tertulis dari humastan, Rabu (8/8/2018).
Pertumbuhannya naik year on year. Misalnya, data BPS mencatat pencapaian nilai ekspor komoditas sub sektor peternakan tahun 2017 naik 14,85% dibandingkan tahun 2016. Nilai ekspor USD 623,9 juta atau setara dengan Rp8,5 triliun yang telah diraih pada 2017.
- CORE Indonesia: “Mengatasi Ketertinggalan Industri Halal Indonesia”
- Mentan Siapkan Rp1 T Untuk Petani Jagung
Pada 2017 kontribusi volume ekspor sub sektor peternakan terbesar pada kelompok hasil ternak sebesar 64,07% dengan negara tujuan ekspor terbanyak adalah Hongkong (23,10 persen), dan China (21,96 persen).
Menurut Kariyasa, sejumlah komoditas tercatat sebagai bukti sektor pertanian Indonesia mulai mewujudkan cita-cita Lumbung Pangan Dunia tahun 2045.
‘Pertama telur, kita sama-sama tahu ayam dan telur pertama dalam sejarah Indonesia ekspor. Kita berhasil menembus Jepang, yang standar keamanan pangannya tinggi’ jelas Kariyasa.
Kemudian komoditas Jagung, tahun 2015 impor jagung tercatat mencapai 3,6 juta ton. Namun, mulai 2017 Indonesia sudah tidak lagi mengimpor jagung. Sebagai gantinya, pada tahun ini justru Indonesia mengekspor jagung, salah satunya ke Filipina sebanyak 100 ribu ton.
‘Jagung kita sudah ekspor. (Dulu impor) 3,6 juta, Rp 10 triliun. Sekarang sudah ekspor, target tahun ini 500 ribu ton (ekspor)’, tambahnya.
Selain itu, peternak Domba atau Kambing Jawa Timur membawa kabar gembira yang akhir Juni 2018, Menteri Pertanian melepas ekspor 60 ribu ekor domba ke Malaysia.
‘Dulu kita hanya mengekspor 200 ekor. Mulai tahun ini hari ini berlipat lipat. Kita akan terus optimalkan potensi ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani, karena dengan diekspor harga domba naik 50-100 persen’, imbuhnya. (linda)