JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Kinerja ekspor produk meubel dan kerajinan Indonesia terus tumbuh signifikan, terutama sejak pelarangan ekspor bahan baku yang berdampak positif pada kinerja ekspor bisnis ini.
“Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya tren dari 2009-2013, pertumbuhan ekspor furnitur Indonesia hanya bergerak sebesar 1,2 %,” kata Nus Nuzulia Ishak, Direktur Jendral Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan, Rabu (16/07/2014).
Pada 2013, total ekspor produk furnitur Indonesia mencapai US$ 1,7 miliar, menempatkan Indonesia sebagai eksportir produk furnitur ke-18 dunia dengan pangsa pasar 1,12%.
“Saat ini kita akan melakukan ‘buying mission’ dengan Yordania, dengan mengundang investor datang secara langsung. Hal ini lebih efektif dibanding kita mencari pembeli dengan membuka pameran di luar negeri dan belum tahu berhasil atau tidak,” ujarnya.
Namun demikian diakui, prestasi ini masih di bawah kemampuan ekspor meubel Vietnam yang mencapai US$5,4 miliar dan menduduki peringkat eksportir ke-7 terbesar dunia. Selama periode 2009-2013 ekspor produk mebel Indonesia mengalami tren positif 0,38%.
Untuk periode Januari-April 2014, nilai ekspor produk meubel mencapai US$626,5 juta, mengalami peningkatan 1,24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tren positif juga dialami oleh ekspor produk kerajinan Indonesia yang tercatat sebesar 4,61% pada periode 2009-2013.
Nilai ekspor produk kerajinan Indonesia pada tahun 2013 mencapai US$669,1 Juta, dengan negara tujuan ekspor utama Amerika Serikat, Jepang, Hong kong, Inggris, dan Jerman. Pada periode Januari-April 2014, nilai ekspor kerajinan mencapai US$229,5 juta, atau meningkat 2,75% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pemerintah menargetkan ekspor produk hasil hutan Indonesia, termasuk furnitur, pada tahun 2014-2015 tumbuh sebesar 5,5%-6,5% dengan target nilai ekspor sebesar US$ 9,4-9,5 miliar.
Beberapa negara yang menjadi target peningkatan ekspor produk hasil hutan Indonesia adalah Tiongkok (ditargetkan mengalami pertumbuhan 19,6%), Jepang (1,47%), Amerika Serikat (10,1%), Korea Selatan (10,5%), Malaysia (0,27%), Australia (3,96%), Taiwan (7%), Arab Saudi (4,1%), India (17,2%), dan Inggris (5,3%).
Sementara produk kerajinan ditargetkan mengalami pertumbuhan sebesar 7%-8% dengan target nilai ekspor sebesar US$721-728 juta. (pemi)