JAKARTA, CITRAINDONESIA.COM- Nilai tukar rupiah kembali mampu mengatasi tekanan atas menguatnya indeks dolar AS, Selasa (24/1/2017), dan ditutup menguat.
Kurs Garuda di pasar spot ditutup naik 0,35% atau 47 poin ke 13.322/dolar AS dari penutupan Senin yang berada di 13.369/dolar AS.
Rupiah telah menguat sejak awal perdagangan dengan dibuka naik 0,19% atau 26 poin ke 13.343/dolar AS dan kemudian melaju di zona hijau hingga perdagangan ditutup pukul 16:00 WIB.
Sepanjang hari ini nilai tukar mata uang NKRI itu diperdagangkan di kisaran 13.290–13.353/dolar AS.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang yang menjadi rival utamanya (DXY), antara lain yen, euro dan poundsterling, dibuka melemah 0,15% ke level 100,010 dari penutupan Senin yang berada di 100,160.
Indeks kemudian bergerak fluktuatif dan menjelang siang terlihat menguat, bahkan akhirnya mampu menembus teritori positif dan reli di sana.
Pada pukul 16:00 WIB saat pasar keuangan Indonesia ditutup, DXY berada di level 100,210 karena naik 0,05%.
“Dolar harus berjuang, Selasa, karena fokus Presiden AS Donald Trump pada kebijakan bersifat proteksionisme menjelang penerapan stimulus fiskal, mendorong kecurigaan kalau pemerintahannya mungkin bertujuan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif dari nilai mata uang yang lemah,” ujar Bloomberg.
Dari domestik, ekonom Bahana Securities, Fakhrul Fulvian, mengungkapkan, penguatan rupiah hari ini terjadi karena ekspektasi penguatan dolar yang saat ini cenderung terbatas setelah Trump dalam pidatonya sama sekali tidak memberikan detil tentang pemotongan pajak dan infrastructure spending (belanja infrastruktur).
“Untuk rupiah, kita lihat penguatannya masih akan berlanjut sampai bulan depan,†katanya kepada Bisnis.
Euro turun 0,24% pada pukul 17:25 WIB ke level 1,0739/dolar AS, poundsterling merosot 0,41% ke 1,2483/dolar AS, dolar Australia turun 0,28% ke 0,7563/dolar AS dan yen melemah 0,56% ke 113,3400/dolar AS. (man)