
CIN- Kementerian Keuangan memperkirakan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan melampaui 1,65 persen.
Penyebab meningkatnya defisit tersebut terutama disebabkan oleh faktor global yang menekan harga komoditas dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Itu tidak bisa dijaga di defisit 1,65 persen, mungkin akan terjadi peningkatan di atas 2 persen, tapi pasti di bawah 2,4 persen,†demikian disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Agus D.W. Martowardojo, di Jakarta.
Terkait asumsi pengurangan BBM bersubsidi, Menkeu belum mau berkomentar selama belum ada keputusan akhir.
“Saya tidak bisa komentar kalau harga. Saya tidak bisa sampaikan. Jangan sampai kita beri informasi yang kurang seimbang†tutur Menkeu. (friz)